Monday 15 February 2016

Kehidupan Sastra: Analisis Drama Dag-Dig-Dug dan Novel SdRAS


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan sudut pandang teori post modern yakni kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji. Dalam karya satra terjadi ketika masa reformasi yang dimulai pada tahun 1998, yakni ketika runtuhnya rezim Soeharto. Masyarakat yang semula tidak bebas dalam mengembangkan pikiran melalui pendapat dan sebuah kritikan kala itu memndapatkan hak kebebasan. Sehingga tidak lagi menutupi kritikan atau pendapat mengenai pemerintahan saat itu, melainkan masyarakat dengan bebas mengkespresikan diri, pikiran dan kritikan melalui karya sastra. Sehingga gaya yang ada dalam karya sastra pada masa reformasi mulai mengalami perubahan yakni kebebasan dalam tulisan atau karya. Dalam karya drama Dag-Dig-Dug mengulas makna terkandung dalam teori postmodern berupa sinosis dan analisinya.
Teori poskolonial dapat didefinisikan sebagai teori kritis yang mencoba mengungkapkan akibat-akibat ditimbulkan oleh kolonialisme (Ratna, 2008:120). Analisis postkolonial dapat digunakan di satu pihak untuk menelusuri aspek-aspek tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan sehingga dapat diketahui cara kekuasaan itu bekerja, dipihaklain membongkar disiplin, lembaga, dan ideologi yang mendasarinya. Dalam novel Surapati dan Robert Anak Surapati (SdRAS) menganalisis teori postkolonial yang terkandung di dalamnya.

Rumusan Masalah
Jelaskan sinopsis dan analisis karya sastra drama Dag-Dig-Dug?
- Di bagian potongan drama tersebut di mana terdapat penjelasan teori postmodernisme?
- Jelaskan sinopsis dan analisis karya sastra novel Surapati dan Robert Anak Surapati            (SdRAS)?
- Di bagian potongan novel tersebut di mana terdapat penjelasan teori postkolonialisme?

 Maksud dan Tujuan
Pada makalah Teori Sastra kali
ini memiliki maksud dan 
tujuan:
1. Untuk memberikan penjelasan mengenai drama Dag-Dig-Dug berupa sinopsis dan analisannya;
2. Untuk memberikan penjelasan mengenai Novel Surapati dan Robert Anak Surapati (SdRAS) berupa sinopsis dan analisannya;
3.  Dan juga untuk memenuhi tugas makalah.


URAIAN

    Penerapan Teori Sastra Postmodernisme pada Drama Dag-Dig-Dug
   Teori Sastra Potmodernisme
      Postmodernisme dalam karya satra terjadi ketika masa reformasi yang dimulai pada tahun 1998, yakni ketika runtuhnya rezim Soeharto. Masyarakat yang semula tidak bebas dalam mengembangkan pikiran melalui pendapat dan sebuah kritikan kala itu memndapatkan hak kebebasan. Sehingga tidak lagi menutupi kritikan atau pendapat mengenai pemerintahan saat itu, melainkan masyarakat dengan bebas mengkespresikan diri, pikiran dan kritikan melalui karya sastra.
        Sehingga gaya yang ada dalam karya sastra pada masa reformasi mulai mengalami perubahan yakni kebebasan dalam tulisan atau karya. Teori postmodernisme diterapkan dalam drama dag-dig-dug.

 Sinopsis Drama Dag-Dig-Dug
“Suami dan istri, tuan rumah kos, mendapat kiriman surat yang menyatakan bahwa salah satu dari anggota keluarga mereka yang bernama Chairul Umam telah meninggal dunia karena tabrak lari oleh pengendara sepeda motor di Jakarta. Suami istri mengalami kesulitan untuk mengingat nama Chairul Umam, bagi mereka, selama ini belum pernah menampung anak kos yang bernama Chairul Umam.

Pada pagi harinya, mereka dikunjungi dua orang tamu yang tidak dikenal. Mereka membawa uang ansurasi kecelakaan untuk Chairul Umum. Karena uang, mereka pun mengakui bahwa Chairul Umam memang anggota keluarnya. Ketika para tamu sudah pulang, uang itupundihitung, ternyata kurang dan tidak sesuai dengan nilai nominal sebagaimana ditulis dalam kuitansi. Suami Istri itu pun takut jika dikatakan mencatut uang itu. Akhirnya, mereka mengembalikan uang itu dan kekurangan uang itu mereka tutupi dengan sisa pelunasannya.

Selang beberapa tahun kemudian, suami dan istri ini semakin tua. Mereka mulai sibuk memikirkan waktu kematiannya sekaligus perlengkapan penguburannya, seperti marmer, semen, pasir, dan peti jenazah. Mereka sangat takut jika uang yang dimilikinya cepat habis sebelum sempat membeli perlengkapan pemakaman itu. Akibat sibuk memikirkan kematian, mereka sampai melupakan hak dan kewajibannya pada anak-anak kos dan pembantunya. Bahkan, merekamemfitnah sekaligus menguras tenaga pemantunya yang bernama Cokro. Akibatnya, Cokro dendam kepada mereka . ketika merasa hari kematian sudah dekat Cokro memanfaatkan keadaan situasi. Ketika mereka sudah tidur di peti jenazah, peti ditutup rapat oleh Cokro. Pada saat itu, Cokro merasakan detak jantungnya dag-dig-dug.”



 Analisis Drama Dag-Dig-Dug
Absurditas Pada Drama Dag-Dig-Dug

Ditinjau dari alur
Drama ini memiliki alur memutar. Dari awal dan kembali ke masalah awal sehingga tampak cerita menjadi kosong. Contoh :
Chairul Umam yang ditabrak lari. Setelah itu, datanglah dua wartawan ke rumah istri dan suami yang sesungguhnya tidak mengenal Chairul Umam. Akan tetapi, dua tamu itu justru datang dan menyerahkan uang asuransi kecelakaan kepada suami istri tersebut. Suami istri itu tidak bisa menolak. Akan tetapi, dua hari kemudian, setelah dihitung, ternyata jumlah uang yang ada dalam amplop kurang. Suami istri ini ketakukan jikan dibilang menipu. Akhirnya mereka mengembalikan uang tersebut berikut dengan kekurangannya”.

 Ditinjau dari dialog
Antara dialog satu dengan dialog lainnya kadang-kadang tidak berhubungan. Seolah-olah cerita yang tidak berhubungan itu dibiarkan dihubungkan oleh pembacanya. Contoh:
suami:  siapa ?
Istri : lupa lagi?
Suami : tadi malam hapal. Siapa?
Istri : ingat-ingat dulu
Suami: lupa bagaimana ingat?
Istri : coba-coba! Nanti dberitahu lupa lagi.jangan dibiaakan otak manja…
Dialog diatas menghadirkan sebuah permasalahan menyangkut nama Chairul Umam. Akan tetapi sebelumnya tidak ada arahan mengenai siapa itu Chairul Umam.

Ditinjau dari tokoh
Drama ini menghadirkan tokoh-tokoh yang tidak diberi nama, selayaknya nama pada drama konvensional. Contoh : tokoh- tokoh yang hadir adalah suami, istri, tamu I, tamu II.
Dominasi Dan Perlawanan Kelas (Kelas Atas – Bawah )

Dominasi kaum majikan yang dipresentasikan oleh tokoh suami dan istri yang dilakukan pada anak-anak kos majikan dan pembantu majikan (Cokro). Contoh:
a) Anak kos sesungguhnya telah melunasi pembayaran, akan tetapi setelah rumah itu lunas, majikan (istri dan suami) belum mau meninggalkan rumah yang ditempatinya.

b) Cokro tidak saja wajib bekerja, akan tetapi Cokro juga difitnah telah menaruh bangkai seekor kucibg di peti mereka.

Suami : kucing mati!
(istri mendekat, memegang hidungnya dan melihat)
Suami : ini pasti Cokro. Kroooo ! Cokroooo!
Istri : Cokrooo !!!!!!

Perlawanan Kelas Proletar (Kelas Bawah) Kepada Kelas Atas (Majikan)
Pertentangan terhadap kaum majikan dilakukan oleh Cokro. Akibat perlakuan-perlakuan yang diskriminatif majikan kepada dirinya, Cokro melakukan perlawanan-perlawanan. Perlakuan yang dilakukan Cokro adalah pembangan-pembangkangan terhadap perintah majikan dan pada akhirnya Cokro melakukan pembunuhan kepada majikannya itu.

Penerapan Teori Sastra Postmodernisme pada Novel Surapati dan Robert Anak Surapati (SdRAS)
Teori Postkolonialisme
Tonggak kelahiran postkolonial ditandai dengan terbitnya buku Edward W Said (1978), orientalism. Tesis utama buku nkarya Said tersebut menggunakan pendekatan hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Sebagaimana dilontarkan oleh Michael Foucault dalam bukunya, The Archeology of Knowledge (1972) dan Discipline and Punish: The Birth of the Prison (1977), kaum orientalis berpendapat bahwa masalah studi ilmiah Barat mengenai Timur tidaklah semata-mata didorong oleh kepentingan pengetahuan, tetapi juga kepentingan kolonisme. Pengetahuan bagi kaum orientalis adalah memepertahankan kekuasaan, yakni pengetahuan yang dipenuhi dengan visi-misi politis ideologis.

Sinopsis Novel SdRAS
“Si Untung adalah budak yang dibeli dikhususkan untuk menjaga anak perempuan Tuan Eedeler Moor yang bernama Suzane, tetapi Si Untung merasa marah dan benci serta dendam ketika melihat budak lain disiksa selayaknya binatang. Si Untung pun melakukan perlawanan yaitu menikah dengan  Suzane tanpa seizin ayahnya, serta mengandung bernama Robert. Pada saat itu terkuak dan bercerai, Suzane jatuh sakit dan meninggal, dia mentipkan anaknya padaTuan Jozef untuk mengurus anaknya.

Ketika itu, Tuan Jozef menganggap anak, tapi kemudian Tuan Jozef jatuh sakit dan meninggal. Si Untung mengumpulkan para budak untuk melakukan perlawanan kepada majikannya dan mendapatkan nama baru dari Raja Cerebon, yakni Raden Surapatih lalu berhasil mendirikan kerjaan di Pasuruan.

Identitas Robert pun tebuat, ia pun menjadi pasukan Belanda untuk meneruskan hidupnya dan melawan ayahnya Raden Surapatih. Robert mengetahui bahwa Raden Surapatih adalah ayahnyatetap saja berpisah dengan Belanda. Akhirnya, anaknya meninggal di bawah kekuasaan ayahnya, Raden Surapatih.

Analisis Novel SdRAS
Relasi Perbudakan
Relasi yang dimaksudkan adalah relasi-relasi dominasi antara Barat dan Timur sebagai penjajah dan sebagai pihak terjajah. Relasi antara Barat dan Timur adalah relasi kekuatan-kekuatan, dominasi, relasi berbagai derajat hegemoni yang kompleks (Said, 1978:5). Bertolah dari konsep orientalisme Said, novel SdRAS memperlihatkan relasi-relasi dominasi sekaligus dieksploitasi dengan pribumi (budak).

Awal cerita novel SdRAS, Tuan Edeleer Moor memiliki banyak budak yang dipekerjakan untuk mengurus kebun dan peralatan rumah tangga. Budak-budak ini disiksa, dihina, dan diharuskan bertabiat engaki dan menyembah kepada majikannya. Itulah cara Belanda menghilangkan identitas pribumi sebagai manusia, menggantikan identitas kemanusiaan itu dengan identitas binatang.

Resitensi Radikal Kaum Budak
Dalam novel SdRAS, perlawanan kaum budak terhadap kaum majikan sangat kental. Selain melakukan mimikri, kaum budak digambarkan melakukan perlawanan masyarakat terjajah terhadap kekuasaan kolonial. Resistensi radikal dicirkan adanya rencana-rencana pergerakan terorganisasi yang dilakukan dengan menyerang secara langsung melalui peperangan atau dengan memproduksi teks atau bacaan (Gilbert and Lo, 1998:12). Contoh: berawal dari kesadaran diri Si Untung akan diri dan teman-temannya sebagai kaum budak yang ditindas dan didominasi oleh kaum majikan.

Unsur Intrinsik Tokoh atau Watak
Untung            : budak
Eedeler Moor  : orang Belanda yang mengankat si Untung menjadi Budak.
Suzane             : baik, cantik, dan pintar
Kiyai Ebun      : guru di Untung, baik
Wirajuda         : kawan si Untung, baik
Kapten Ruys   : yang mempimpin pasukan belanda.


PENUTUP
Kesimpulan
1.      Analisis Drama Dag-Dig-Dug
a.       Absurditas Pada Drama Dag-Dig-Dug
-          Ditinjau dari alur
-          Ditinjau dari dialog
-          Ditinjau dari tokoh
Pada babak Berdasarkan analisis tersebut dalam naskah drama yang berjudul “DAG DIG DUG” karya PUTU WIJAYA setelah dianalisis secara struktural.Pada babak pertama, titik permasalahan terpusat pada identitas Chairul Umam yang tidak jelas sehingga mereka harus merelakan uang tabungan untuk menambah kekurangan uang milik Chairul Umam yang akan dikembalikan untuk pemakamannya. Pada babak kedua, permasalahan yang menimbul pada kemarahan Cokro yang memuncak sebagai bentuk protes terhadap perlakuan suami dan istri tersebut.lkan konflik lebih banyak terletak pada masalah pengelolaan uang pembangunan makam. Babak ketiga titik permasalahan terletak  memberikan sejumlah pembelajaran yang penting bagi kehidupan dimana tokoh Suami dan tokoh Istri yang memiliki karakter yang sama sama seenaknya sendiri terhadap tokoh cokro yang tidak lain adalah adik dari tokoh Istri yang dulu tinggal di kampung dan dijanjikan di kota untuk menjadi orang yang sukses. Tapi kenyataannya malah menjadi pembantu. Untuk menghindari konflik dari keluarga tersebut cokro yang sabar menjadi memiliki sifat pendendam kepada tokoh Suami dan tokoh Istri karena perilakuan kedua tersebut.

2.      Analisis Novel SdRAS
a.    Relasi Perbudakan
b.    Resitensi Radikal Kaum Budak
c.    Unsur Intrinsik Tokoh atau Watak
Novel Surapati ini termasuk novel sejarah. Cerita ini dapat membantu pembaca menelusuri kejayaan masa lalu dan merasakan semangat perjuangan yang dipancarkan. Novel ini pun memberikan motivasi bagi para pembaca untuk mencintai bangsanya sendiri yang sudah diperjuangkan. Penulis banyak mengobarkan semangat perjuangan dan cinta tanah air.

Saran
Dalam sebuah novel selain mempunyai beberapa kelebihan, tentunya mempunyai beberapa kekurangan. Yaitu:

- Dalam cerita tersebut terdapat pengajaran yang buruk bagi si pembaca dan beberapa etika yang tidak baikyang dapat ditiru oleh si pembaca.
- Tokohnya terlalu banyak sehingga dapat membingungkan pembaca.


 DAFTAR PUSTAKA

1.      Waluyo, H. J. P. D. (2003). Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Ghara          Widia.
2.      Wijaya, P . (1994). Dag Dig Dug (Sandiwara Tiga Babak). Jakarta: Balai Pustaka.
4.      http://hafidzdotorg.wordpress.com/2013/10/11/pengertian-resensi dan-contoh-resensi-novel/

No comments:

Post a Comment