Monday, 15 February 2016

Ragam Bahasa: Kalimat Baku dan Tidak Baku

1.      Latar belakang
Banyak sekali penggunaan kalimat yang kita gunakan tetapi kita tidak menyadari kalau penggunaan tersebut kurang tepat dan hal tersebut tanpa kita sadari merubah makna , penulisan, dan pengucapannya.
Seseorang yang mengetahui suatu kata tetapi tidak mampu merangkanya berarti tidak mengetahui makna kata tersebut. Dan hal itu bisa menyebabkan kesalahan dalam penulisan dalam kalimat. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah juga menjadi penyebab munculnya kesalahan dalam penyusunan kalimat. Ditambah lagi dngan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai tatabahasa Indonesia. maka tidak jarang seseorang merasa kesulitan dalam membedakan kata baku dan tidak baku.

source: tarjiem.com


2.      Rumusan Masalah
Ø Apa definisi Kata Baku dan tidak baku?
Ø Apa Definisi Kata Baku dalam berbagai sudut pandang?
Ø Apa ciri-ciri Kata Baku?
Ø Apa syarat kalimat baku?
Ø Apa ciri-ciri bahasa Indonesia yang baku?
Ø Apa saja peyebab ketidak bakuan kalimat?
Ø Bagaimana penulisan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD)?
Ø Kriteria dalam segi apa sajakah sebuah kata dikatakan kata baku?

1.      Kalimat Baku
Kata baku adalah  kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan aidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, kamus besar bahasa indonesia (KBBI), dan kamus umum.
Istilah kalimat baku digunakan untuk menyebut kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik dari sisi pemilihan kata, ejaan dan struktur kalimat. Kalimat baku juga sering disamakan dengan kalimat efektif karena kedua kalimat ini hampir sama. Namu yang harus diketahui adalah kalimat baku sudah pasti merupakan kalimat efektif sedangkan kalimat efektif belum tentu baku.
Berdasarkan sudut pandang informasi, bahasa baku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu pengetahuan. Berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis atau wartawan. Bahasa merekalah yang dianggap ragam bahasa baku.
Dari sudut pandang tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa pedoman EYD. Kriteria kata baku atau baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya.


2.      Kalimat Tidak Baku
Kalimat baku tidaklah sama dengan  kata baku. Kata tidak baku  adalah ragam bahasa yang cara pengucapannya, atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar kata baku. Namun di dalam kalimat baku pasti terkandung  kata-kata baku. Untuk membuat kalimat-kalimat baku kita harus memperhatikan kata baku yang bisa dilihat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Meskipun kaliamat tersebut bisa dimengerti oleh pembacanya apabila tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan bukanlah kalimat baku.
Baku tidaknya sebuah kalimat harus memenuhi bebrapa syarat yang sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kaliamat baku:

a.    Logis
Sebuah kalimat dapat dikatakan baku jika kalimat tersebut logis atau bisa diterima dengan akal sehat. Meskipun kaliamat tersebut sering digunakan, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku jika tidak logis.
Contoh:
Bagi yang membawa telepon genggam harap dimatikan!

Meskipun kalimat di atas sangat komunikatif, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku karena kurang logis dengan menyuruh mematikan orang yang membawa handphone. Seharusnya kalimat yang digunakan adalah:
Bagi yang membawa telepon genggam harap mematikan telepon genggamnya.

b.    Hemat
Kalimat dikatakan baku apabila tidak terdapat pemborosan kata di dalamnya.
Contoh:
Para mahasiswa saling dorong-mendorong untuk memasuki kelas.
Kalimat di atas mengandung pemborosan kata karena terdapat kata “saling” dan “dorong-mendorong”. kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila dirubah menjadi:
Para mahasiswa saling dorong untuk memasuki kelas.

c.    Padu
Hubungan antar unsur kalimat dalam Kalimat baku harus sesuai agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.
Contoh:
Dari data yang didapat menunjukkan bahwa kenaikan BBM itu cukup menyulitkan rakyat kecil.
Kalimat di atas bukanlah kalimat baku karena tidak memiliki unsur subjek. Kalimat tersebut akan menjadi baku apabila dirubah menjadi:
Kenaikan harga BBM cukup menyulitkan rakyat.

d.   Kesesuaian Struktur
Kalimat baku memiliki struktur yang sesuai agar tidak terjadi kerancuan makna.
Contoh:
Budi membelikan baju adiknya.
Kalimat di atas tidak baku karena strukturnya salah. Yang dibelikan oleh Budi bukanlah
baju tetapi adiknya. Maka kalimat yang sehaurusnya adalah:
Budi membelikan adiknya baju.

3.      Kesalahan Kalimat
Berikut adalah beberapa kesalahan yang menyebabkan suatu kalimat menjadi tidak baku:
a.       Ketidaktepatan Penulisan Tanda Baca
Meskipun suatu kalimat telah memenuhi syarat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kalimat tersebut tidak baku apabila ada kesalahan pemakaian tanda baca.
Contoh:
Ibu berkata, “Belikan ibu garam dapur”?
Kalimat di atas bukan menjadi tidak baku karena terdapat kesalah penulisan tanda baca. Seharusnya kalimat tersebut ditulis seperti berikut:
Ibu berkata, “Belikan Ibu garam dapur?”

b.      Ketidaktepatan Penulisan Huruf Kapital
Kalimat baku akan menjadi tidak baku jika salah dalam menuliskan huruf Kapital.
Contoh:
Gelombang ombak di daerah pantai pulau jawa sangat tinggi.
Penulisan pulau jawa seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan nama tempat atau nama geografi.

c.       Ketidaktepatan Struktur dan Ketatabahasaan Kalimat
Sebuah kalimat akan menjadi tidak baku, jika struktur dan ketatabahasaanya tidak tepat.
Contoh:
Dalam masyarakat Amerika mengenal tradisi Halloween.
Kalimat tersebut secara struktur tidak tepat karena tidak terdapat subjek.  Seharusnya kalimatnya adalah:
Masyarakat Amerika mengenal tradisi  Halloween.
Berikut adalah contoh-contoh kalimat tidak baku dan kalimat baku:
Dia mengontrak rumah di Gedung lama. (Baku)
Dia ngontrak rumah di Gedung lama. (Tidak baku)
  
Kesimpulan
Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan “kenasionalan-nya.Kalimat baku harus logis, subyek jelas, tidak ada unsur sia-sia, dan tidak terpengaruh bahasa daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal, ejaan, gramatikal, nasional,dan segi bahasa asing.
Adapun sebab-sebab ketidakbakuan diantaranya adalah kesalahan dalam penggunaan imbuhan awalan dan akhiran, pemborosan kata, pengunaan bahasa jawa, kesalahan pembentukan kata, dan ketidaktepatan pemilihan kata Kata baku memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan konteks kalmat yang dipakai, tidak terkontaminasi, tidak rancu, eksplisit, dan tidak termasuk daalam ragam percakapan

 DAFTAR PUSTAKA

2.      Https://3mjz.wordpress.com 2013/12/07 (Diakses 10 Oktober 2015)

No comments:

Post a Comment