1.
Latar belakang
Banyak sekali penggunaan kalimat yang kita gunakan
tetapi kita tidak menyadari kalau penggunaan tersebut kurang tepat dan hal
tersebut tanpa kita sadari merubah makna , penulisan, dan pengucapannya.
Seseorang yang mengetahui suatu kata tetapi tidak
mampu merangkanya berarti tidak mengetahui makna kata tersebut. Dan hal itu
bisa menyebabkan kesalahan dalam penulisan dalam kalimat. Pengaruh bahasa asing
dan bahasa daerah juga menjadi penyebab munculnya kesalahan dalam penyusunan
kalimat. Ditambah lagi dngan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai
tatabahasa Indonesia. maka tidak jarang seseorang merasa kesulitan dalam
membedakan kata baku dan tidak baku.
2.
Rumusan Masalah
Ø Apa definisi Kata Baku dan
tidak baku?
Ø Apa Definisi Kata Baku
dalam berbagai sudut pandang?
Ø Apa ciri-ciri Kata Baku?
Ø Apa syarat kalimat baku?
Ø Apa ciri-ciri bahasa
Indonesia yang baku?
Ø Apa saja peyebab ketidak
bakuan kalimat?
Ø Bagaimana penulisan Ejaan
Yang Disempurnakan ( EYD)?
Ø Kriteria dalam segi apa sajakah
sebuah kata dikatakan kata baku?
1.
Kalimat Baku
Kata baku adalah
kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan aidah yang
dibakukan. Kaidah standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman ejaan
yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, kamus besar bahasa indonesia
(KBBI), dan kamus umum.
Istilah kalimat baku digunakan untuk menyebut kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik dari sisi pemilihan kata,
ejaan dan struktur kalimat. Kalimat baku juga sering disamakan dengan kalimat
efektif karena kedua kalimat ini hampir sama. Namu yang harus diketahui adalah
kalimat baku sudah pasti merupakan kalimat efektif sedangkan kalimat efektif
belum tentu baku.
Berdasarkan sudut pandang informasi, bahasa baku
adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu
pengetahuan. Berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat
dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling
berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis
atau wartawan. Bahasa merekalah yang dianggap ragam bahasa baku.
Dari sudut pandang tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi
yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar
yang diamaksud dapat berupa pedoman EYD. Kriteria kata baku atau baku tidaknya
sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan
kenasionalan-nya.
2.
Kalimat Tidak Baku
Kalimat baku tidaklah sama dengan kata baku. Kata tidak baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapannya,
atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar kata baku. Namun di
dalam kalimat baku pasti terkandung
kata-kata baku. Untuk membuat kalimat-kalimat baku kita harus
memperhatikan kata baku yang bisa dilihat di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Meskipun kaliamat tersebut bisa
dimengerti oleh pembacanya apabila tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan
bukanlah kalimat baku.
Baku tidaknya sebuah kalimat harus memenuhi bebrapa syarat
yang sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Berikut adalah syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam kaliamat baku:
a.
Logis
Sebuah kalimat dapat dikatakan baku jika kalimat tersebut
logis atau bisa diterima dengan akal sehat. Meskipun kaliamat tersebut sering
digunakan, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku jika tidak logis.
Contoh:
Bagi yang membawa telepon genggam
harap dimatikan!
Meskipun
kalimat di atas sangat komunikatif, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku
karena kurang logis dengan menyuruh mematikan orang yang membawa handphone.
Seharusnya kalimat yang digunakan adalah:
Bagi yang membawa telepon
genggam harap mematikan telepon genggamnya.
b.
Hemat
Kalimat dikatakan baku apabila tidak terdapat pemborosan kata di
dalamnya.
Contoh:
Para mahasiswa saling dorong-mendorong untuk memasuki kelas.
Kalimat di atas mengandung pemborosan kata karena terdapat kata “saling”
dan “dorong-mendorong”. kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila dirubah
menjadi:
Para mahasiswa saling dorong untuk memasuki kelas.
c.
Padu
Hubungan antar unsur kalimat dalam Kalimat baku harus sesuai
agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.
Contoh:
Dari data yang didapat
menunjukkan bahwa kenaikan BBM itu cukup menyulitkan rakyat kecil.
Kalimat di
atas bukanlah kalimat baku karena tidak memiliki unsur subjek. Kalimat tersebut
akan menjadi baku apabila dirubah menjadi:
Kenaikan harga BBM cukup
menyulitkan rakyat.
d.
Kesesuaian Struktur
Kalimat baku memiliki
struktur yang sesuai agar tidak terjadi kerancuan makna.
Contoh:
Budi membelikan baju
adiknya.
Kalimat di atas tidak baku
karena strukturnya salah. Yang dibelikan oleh Budi bukanlah
baju tetapi adiknya. Maka
kalimat yang sehaurusnya adalah:
Budi membelikan adiknya
baju.
3.
Kesalahan Kalimat
Berikut adalah beberapa kesalahan yang menyebabkan suatu kalimat menjadi
tidak baku:
a.
Ketidaktepatan Penulisan Tanda Baca
Meskipun suatu kalimat telah memenuhi syarat sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia, kalimat tersebut tidak baku apabila ada
kesalahan pemakaian tanda baca.
Contoh:
Ibu berkata,
“Belikan ibu garam dapur”?
Kalimat di atas bukan
menjadi tidak baku karena terdapat kesalah penulisan tanda baca. Seharusnya
kalimat tersebut ditulis seperti berikut:
Ibu berkata, “Belikan Ibu
garam dapur?”
b.
Ketidaktepatan Penulisan Huruf Kapital
Kalimat baku akan menjadi tidak baku jika salah dalam menuliskan huruf
Kapital.
Contoh:
Gelombang
ombak di daerah pantai pulau jawa sangat tinggi.
Penulisan pulau jawa
seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan nama tempat atau nama
geografi.
c.
Ketidaktepatan Struktur dan Ketatabahasaan Kalimat
Sebuah kalimat akan menjadi tidak baku, jika struktur dan ketatabahasaanya
tidak tepat.
Contoh:
Dalam masyarakat Amerika mengenal tradisi Halloween.
Kalimat tersebut secara struktur tidak tepat karena tidak terdapat
subjek. Seharusnya kalimatnya adalah:
Masyarakat Amerika mengenal tradisi
Halloween.
Berikut adalah contoh-contoh kalimat tidak baku dan kalimat baku:
Dia mengontrak rumah di Gedung lama. (Baku)
Dia ngontrak rumah di Gedung lama. (Tidak baku)
Kesimpulan
Kata baku adalah kata-kata
yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai
dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa
pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya sebuah kata dapat
dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan “kenasionalan-nya.Kalimat baku
harus logis, subyek jelas, tidak ada unsur sia-sia, dan tidak terpengaruh
bahasa daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal, ejaan, gramatikal,
nasional,dan segi bahasa asing.
Adapun sebab-sebab ketidakbakuan
diantaranya adalah kesalahan dalam penggunaan imbuhan awalan dan akhiran,
pemborosan kata, pengunaan bahasa jawa, kesalahan pembentukan kata, dan
ketidaktepatan pemilihan kata Kata baku memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan
konteks kalmat yang dipakai, tidak terkontaminasi, tidak rancu, eksplisit, dan
tidak termasuk daalam ragam percakapan
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/contoh-kalimat-baku-dan-tidak-baku-serta-penjelasan-lengkap.html?m=1
(Diakses 10 Oktober 2015)
No comments:
Post a Comment