Monday 22 October 2012

LAPORAN PENGENALAN ALAT & STERILISASI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk kecil yang hanya dilihat dengan kaca pembesar. Mikrobiologi biologi adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara mikroorganisme, bumi, dan atmosfer. Mikroorganime hidup di segala tempat.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat bebas dari segala bentuk mikroorganisme. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.

B.Tujuan

            Tujuan dari praktek mikrobiologi untuk:
ü  Memahami cara/ prosedur sterilisasi;
ü  Mengetahui klasifikasi dari alat/bahan dengan jenis sterilisasi, penggunaan suhu dan waktu untuk proses sterilisasi.

C. Manfaat
            Peralatan laboratorium menjadi steril. Agar terbebas mikroorganisme patogen yang tidak diinginkan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
            Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170  180  dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (suriawiria, 2005)
            Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121 C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per  (5 kg/cm2) pada suhu 121 . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121 C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit paa suhuyang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi. (Pelczar dan Schan, 1986)
            Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
          Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay,1994).
            Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain (Blacksweetranger,2008) :
• Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
          Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.    Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.
 • Autoclave
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan
 • Inkubator (Incubator)
           Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
 • Colony counter
           Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
• Cawan Petri (Petri Dish)
          Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
 • Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
          Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
• Gelas ukur (Graduated Cylinder)
          Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
• Tabung Durham
          Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
 • Jarum Inokulum
           Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
          Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
1.      Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2.      Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
ü  Pemanasan
a.       Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara   langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.      Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya, tabung reaksi dll.
c.       Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.        Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoclave




BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

A.    Hari/tanggal               : Senin, 24 September 2012
Tempat                       : Laboratorium Mikrobiologi

B.     Alat dan bahan         
a.      Alat:
1.      Oven;
2.      Inkubator;
3.      Autoclave;
4.      Kompor listrik.

b.      Bahan:
1.      Gelas ukur                   6. Pipet ukur
2.      Beaker glass                7. Cawan petri
3.      Tabung reaksi              8. mikroskop
4.      Tabung durham           9. Colony counter
5.      Rak tabung                  10. Koran.
C.     Cara kerja:
a)      sterilisasi
1.      Mensterilkan jarum ose dengan cara membakar ujung jarum yang terbuat dari logam pada api bunsen.
2.      Untuk mensterilkan peralatan dari gelas seperti tabung reaksi, kemudian menutup dengan kertas koran lalu digulung.
3.      Untuk mensterilkan cawan petri menggunakan kertas koran lalu lipat seperti melipat baju dan rapikan.

b)      Prosedur penggunaan autoclave:
a.       Memastikan air dalam autoclave cukup (tinggi air + 2 cm dibawah dasar keranjang) atau sebanyak 3 – 5 liter.
b.      Mengatur alat – alat yang akan disterilkan ke dalam keranjang autoklaf dalam posisi dimana kira – kira seluruh permukaan alat dapat terjangkau oleh uap dalam autoclave.
Menutup autoclave, kemudian pengatur waktu diatur pada angka 20 (20 menit) dan memastikan pengontrol exhaust dalam keadaan terbuka dan pengontrol drain dalam keadaan tertutup.
 Setelah uap naik, yang ditandai dengan keluarnya uap dari selang pembuangan dan disertai dengan bunyi mendesis, maka saat itulah lubang exhaust ditutup.
Setelah autoclave bekerja selama + 20 menit dan terdengar alarm tanda selesai, kita menunggu terlebih dahulu sampai jarum  pada tekanan menunjuk angka nol, setelah itu barulah autoclave dibuka.

c)      Prosedur penggunaan inkubator
Pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuka pintu lalu di dalam terdapat pintu kaca, tujuannya agar suhu di dalam tetap stabil dan mencegah kontaminasi organisme ke tangan saat memegang, suhu yang ideal adalah 37 C. Jika lebih atau kurang maka pembiakkan mikroorganisme tersebut akan hancur atau mati.

d)     Prosedur penggunaan oven
Pertama yang harus dilakukan adalah mengatur 180  dengan waktu selama 20 menit , lalu pintu ventilasi diatur dengan angka 6, artinya pintu ventilasi tersebut sudah tertutup agar panas oven tidak keluar. Jangan lupa lihat termometer berada di depan oven, bila mencapai 180  maka pintu ventilasi di atur ke angka 0, artinya pintu ventilasi terbuka agar panas dari dalam oven bisa keluar. Bila suhu sudah di bawah 100  benda yang sterilisasi bisa diambil.

e)      Prosedur penggunaan bola karet pada pipet
Pertama masukan bola karet di atas pipet lalu pencet di abjad A pada bagian atas dan kempeskan bolanya, selanjutnya masukan cairan/larutan di bagian abjad S dan ukur berapa ml yang dikehendaki. Bila berlebihan mengambil cairan/larutan maka kurangi dengan menekan abjad E. Dan bila ingin mengeluarkan maka tekan abjad E. Sisa cairan/larutan tidak sampai habis dikeluarkan maka tempel pada dinding gelas ukur lalu pencet abjad E hingga cairan habis.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil pengamatan

No.
Nama Alat
Fungsi
1.
Kompor Listrik
Memanaskan media, bahan;
2.
Gelas Ukur
Mengukur cairan/larutan;
3.
Beaker Glass
Untuk pewarnaan bakteri;
4.
Tabung Reaksi
Untuk menyimpan media, baik cair maupun agar;
5.
Tabung Durham
Menampung gas yang dihasilkan oleh biakkan;
6.
Rak Tabung
Tempat penyimpanan tabung reaksi;
7.
Jarum Ose
Menginokulasi mikroba yang akan dipindahkan ke medium lain;
8.
Pipet Ukur
Untuk mengambil larutan dalam skala yang cukup kecil;
9.
Petridish/Cawan Petri
Wadah menumbuhkan mikroba pada saat isolasi;
10.
Mikroskop
Untuk mengamati benda-benda yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata;
11.
Colony Counter
Menghitung kuman/koloni;
12.
Inkubator
Untuk menumbuhkan mikroorganisme yang ingin  ditumbuhkan (untuk menginkubasi);
13.
Oven
Untuk sterilisasi alat-alat yang terbuat dari kaca;
14.
Autoclave
Untuk sterilisasi alat dan media;
15.
Bola hisap
Menghisap cairan ke dalam pipet ukur;
16.
Bunsen
Sterilisasi jarum ose  dan alat-alat yang terbuat dari logam.


B.     Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan didalam laboratorium dapat diketahui beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan dijelaskan juga fungsi serta cara penggunaan alat. Alat-alat ini seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat. Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti jarum ose dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen. Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi.
          Gelas ukur berfungsi mengukur larutan, cairan atau larutan pada berbagai ukuran volume. Gelas ukur ini terbuat dari kaca dan cara penggunaannya dengan melihat volume yang tertera pada gelas ukur tersebut.
          Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Cara penggunaannya  yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan.
         Autoclave yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi manometer dan klep bahaya. Autoclave dipakai untuk sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan uap.
           Inkubator adalah suatu unit atau suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu sedangkan pada oven hanya 1 pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Cara  kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan.
          Thermometer berfungsi mengukur suhu suatu larutan atau inkubator. Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media yang padat. Lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang diinginkan.
Colony counter  berfungsi mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
        Jarum  Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
Mikroskop fungsinya untuk mengamati mikroba-mikroba beserta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam setiap siklus hidupnya. Alat ini terdiri dari beberapa lensa dan alat ini sangat bermanfaat atau dibutuhkan dalam melihat mikroba yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.  Mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Pada percobaan ini digunakan mikroskop cahaya yaitu merupakan mikroskop yang mempunyai bagian – bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan.  Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Bagian–bagian mikroskop yaitu:
1.      Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.
2.       Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor.
3.      Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang.
4.      Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler.
5.      Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.
6.      Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam.
7.      Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif.
8.      Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
9.      Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang.
10.  Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat.
11.  Pemegang (lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop.
12.  Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop.
13.  Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop.




BAB V
PENUTUP
a)      Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Alat-alat mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
2.      Alat-alat mikrobiologi pada umumnya terbuat dari kaca, karena kaca tidak dapat bereaksi dengan zat kimia dan tahan terhadapa panas
3.      Sterilisasi alat gelas dengan menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan autoclave dan alat lain; jarum ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan bunsen saat pengerjaan.



DAFTAR PUSTAKA

Blacksweetheart., 2008, http:/wordpress/pengenalan- alat/Blacksweetranger’s/Blog. Htm. Diakses tanggal 26 September 2012


 Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Indra., 2008, http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/.htm . diakses tanggal 26 Oktober 2012

 Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

 Moningka, Harvey., 2008, http://harveymoningka.wordpress.com/teknik- laboratorium- pengenalan-alat-dan-bahan/trackback/.diakses tanggal 29 Oktober 2011

J. Pelczar, 1986. Mikrobiologi fourt edition, New York, Me Graw Hill Book Company.

Nur Muhammad, 2006. Mikrobiologi umum. THP Universitas Brawijaya. Gramedia.

 Dikutip Schelegal,1994. Mikrobiologi umum edisi ke enam. FMIPA ITB Bandung. UGM Press.

Waluyo, 2008. Teknik metode dasar mikrobiologia. Jakarta. Umum press.

Zubaidah, Elok. 2006. Diktat kuliah mikrobiologi umum. THP Universitas Brawijaya. Gramedia press

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
UI-Press.
Volk, Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga


BOLEH COPAS TAPI TETAP SERTAKAN NAMA
 SUMBERNYA
Tria-Chan^^V

No comments:

Post a Comment