Monday 22 October 2012

LAPORAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR KERAN & SGL


LAPORAN HASIL PRATIKUM

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PENGAMBILAN SAMPEL AIR KRAN DAN AIR SUMUR GALIAN



NAMA                    : TRIA WARDHANI
KELOMPOK        : IV
PROGRAM           : PRODI D III
DOSEN                  : Syarifuddin A,S.KM,M.S.




JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
BANJARBARU
2012




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatkan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Hingga saat ini, Indonesian telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan beberapa peristilahan sebagai berikut.
1.      Air, meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut tidak temasuk dalam pengertian ini.
2.      Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar yang dapat ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya. Dsb.
Untuk memperhatikan hal-hal tersebut sebelum melakukan penelitian kualitas air perlu pangambilan sampel air untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan lain-lain.



B. Tujuan
Tujuan pratikum Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian:
1.      Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian;
2.      Mengetahui proses Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian;
3.      Manfaat dari Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian;
4.      Mengetahui hasil Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian.

C. Manfaat
Melakukan penelitian kualitas air perlu Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan lain-lain.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1.      Sampel sesaat (grab sample), yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sample.
2.      Sampel komposit (composite sample), yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang kareakteristik kualitas air secara terus-menerus.
3.      Sampel gabungan tempat (integrated sampel), yaitu smpel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan volume yang sama.
Beberapa hal yang menyangkut teknik pengambilam sampel air dikemukakan dalam Kumpulan Standar Nasional Indonesia Bidan Pekerjaan Umum Mengenai Kualitas Air (1990).
Pada dasarnya, pengambilam sampel air dapat dilakukan terhadap air permukaan maupun air tanah.
1.      Air permukaan
Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya. Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara atau laut yang dipengaruhi oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut.
1)      Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami pencemaran.
2)      Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian hilir dari sumber pencemar.
3)      Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pamanfaatan sumber air.




HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:

1.      Sampel air yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air yang diambil mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga diperlukan teknik- teknik pengambilan air sampel yang benar.
2.      Selang waktu untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus sudah dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal disimpan dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan sampel Bakteriologis.
Dalam pengambilan air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasi, yaitu :

1.      Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril. Sterilisasi dilakukan pada suhu 180o C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu dan waktu sterilisasi pada oven.
2.       Botol harus mempunyai mulut lebar dan mempunyai tutup yang masuk kedalam leher dengan diberi kertas pelindung yang dikaitkan pada sekeliling botol sebelum disterilkan.Volume botol yang digunakan minimal 150 ml dan diisi dengan air paling sedikit 100 ml, sehingga masih ada sisa ruangan diatas contoh air untuk mencampur contoh air sebelum diperiksa.
3.      Untuk pemeriksaan air yang telah diolah seperti air PDAM harus dipakai botol kain yang diberi natrium thio sulfat untuk menetralisasi sisa chlor. Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan.
4.      Untuk pengambilan dipegang di bagian bawah botol, diisi dengan contoh air, dan secepatnya ditutup kembali.
5.      Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.





BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

A.    Hari/tanggal               :
Senin, 01 Oktober 2012


B.     Tempat                       :
Laboratorium Mikrobiologi dan Sumur Galian Komplek Perumahan Kesehatan depan Musholla Kesehatan Lingkungan.

C.     Jam                             :
09.00-11.00 WITA (Waktu Indonesia bagian tengah).

D.    Alat dan Bahan         :

·         Sarana                         :
1.      Kran air;
2.      Air sumur galian.

·         Alat dan Bahan           :
3.      Larutan Spiritus;
4.      Kapas;
5.      Bunsen;
6.      Alkohol 70%;
7.      Krustang/pinset;
8.      Botol sampel steril diisi  0,1 ml untuk menetralisir klor pada Air Kran (Untuk air Sumur Galian tidak perlu ditambahkan );
9.      Korek api;
10.  Label dan Alat tulis;
11.  Box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel.







E.     Cara Kerja:
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
·         Dalam mengambil contoh air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasinya.
·         Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril.
·         Sterilisasi dilakukan pada suhu 180 C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu dan waktu sterilisasi pada oven.

a.       Prosedur pengambilan sampel Air Kran

1)      Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;
2)      Lalu kran dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup untuk membersihkan mulut kran, kemudian tutup kembali;
3)      Nyalakan bunsen dengan korek api dan kapas diberi cairan spritus menggunakan krustang/pinset
4)      Mulut kran dipanaskan sampai timbul uap air keluar;
5)      Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai setengah saja untuk menghindari kontaminasi). Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan untuk menghindari kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan secara aseptis;
6)      Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas;
7)      Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);
8)      Bibir botol dipanasi lagi hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali;
9)      Matikan api di bunsen dengan penutup bunsen;
10)  Kemudian di beri label;
11)  Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.







b.      Prosedur pengambilan Sampel Air Sumur Gali

1)      Bawalah box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel air seperti bunsen, alkohol 70%, cairan spritus, bunsen, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi tali untuk mengambil sampel air dengan panjang ±10 meter,  label dan alat tulis;
2)      Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan;
3)      Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;
4)      Pengambilan Sampel Air Sumur Gali pertama yang dilakukan dengan dua orang, satu yang memegang krustang untuk memanaskan bibir botol sampel dan yang satunya mangambil sampel air di sumur gali;
5)      Sebelum digunakan untuk pengambilan sampel air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyentuh langsung bagian botol;
6)      Buka botol sampel dan tutup botol dibungkus dengan kertas pelindung dan masukkan di kantong untuk menghindari kontaminasi;
7)      Panasi bibir sampel hingga cukup panas;
8)      Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke dalam sumur sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan);
9)      Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi;
10)  Pelan-pelan agar tidak menyentuh di dinding sumur untuk mencegah kontaminasi botol sampel;
11)  Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);
12)  Panasi lagi bibir sampel dengan api lalu tutup secepatnya;
13)  Kemudian siap diberi label;
14)  Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.




HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Untuk hasil akhir menggunakan label pengambilan sampel air yang akan dikirim ke laboratorium untuk ditindaklanjuti berikutnya. Pelabelan terbagi menjadi dua yaitu label sampel air kran dan label sampel air sumur galian.

No.
PENGAMBILAN SAMPEL AIR KRAN
1
Kode sampel
001.3
2
Jenis sampel
Air PDAM
3
Lokasi pengambilan sampel
Lab Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan
4
Tujuan pemeriksaan
Bakteriologis
5
Pengambil sampel
Tria Wardhani
6
Tanggal pengambilan
01 Oktober 2012
7
Jam
09.00-10.00 WITA
8
Pengirim sampel
Tria Wardhani
9
Parameter pemeriksaan
MPN. colli
10
Titik sampel
01




PENGAMBIL SAMPEL






 

TRIA WARDHANI







No.
PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUMUR GALIAN (SGL)
1.
Kode sampel
001.3
2.
Jenis sampel
Air Sumur Galian
3.
Lokasi pengambilan sampel
Sumur Komp. Kesehatan depan Musholla Kesling
4.
Tujuan pemeriksaan
Bakteriologis
5.
Pengambil sampel
Tria Wardhani
6.
Tanggal pengambilan
01 Oktober 2012
7.
Jam
10.00-11.00 WITA
8.
Pengirim sampel
Tria Wardhani
9.
Parameter pemeriksaan
MPN. Colli
10.
Titik sampel
01




PENGAMBIL SAMPEL








TRIA WARDHANI


B.     Pembahasan
Pengambilan sampel air kran
Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol 70%  agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, penuh kehati-hatian dan juga harus aseptis. Lalu alirkan air di kran selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan di bibir kran hingga  mengeluarkan uap air atau bila cukup panas lalu di tutup. Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Buka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi setengah, tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan. Lalu panaskan bibir botol sampel hingga cukup panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga ¾ air dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
Pengambilan sampel air sumur galian (SGL)
Persiapkan box penyimpanan alat-alat sampel untuk melakukan pengambilan sampel air sumur galian. Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol 70%  agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, lalu untuk melakukan pengambilan sampel harus dengan dua orang. Orang pertama mengambil air sampel di sumur galian dan orang kedua memegang krustang dan kapas yang sudah terbakar oleh larutan spiritus. Kedua, setelah melumuri tangan dengan alkohol Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan. Sebelum digunakan untuk pengambilan air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyantuh langsung bagian botol. Tali diurai sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan), Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi. Lalu bila sudah angkat botol sampel pelan-pelan dan jangan sampai terkena dinding sumur, air di dalam botol sampel harus ¾ air agar oksigen di botol masih ada untuk bakteri bernapas dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.





BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sebelum dan sesudah pengambilan sampel air, botol yang digunakan harus steril;
2.      Jenis air sampel ada tujuh yaitu sampel air kran, sampel air sumur galian, sampel air sungai, sampel air kolam renang, sampel mata air atau sumber, sampel air danau, sampel air limbah;
3.      Pengambilan contoh air harus dihindarkan dari alat-alat tambahan yang terdapat pada kran atau dari kran yang bocor;
4.      Selang waktu untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus sudah dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal disimpan dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.

B.     Saran
1.      Lakukan praktikum dengan tenang, hati-hati, agar tidak terkontaminasi;
2.      Dalam pembuatan label sampel air terutama kode label, dan sebagai berikutnya harus teliti;
3.      Patuhi aturan dan tata cara praktikum;
4.      Tidak bercanda atau bermain-main saat pratikum berlangsung.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Wikipedia.or.id.
2.      Abel, P.D 1989. Water pollution Biology. Ellis Horwood.
3.      Limited Public Health Association (APHA). 1976 Standard Methods for the examination of water and waste water. 4th edition. American public Health Association, Washington DC. 1193.P.
4.      Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Kumpulan SNI (Standar Nasional Indonesia) Bidang Pekerjaan Umum Menganai Kualitas Air. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
5.      Pusat Pengembangan Informasi dan Penataan Lingkungan-BAPEDAL. 1996. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Pengendalian Dampal Lingkungan. Edisi I. Yayasan Kalpawilis, Jakarta. 341 hal.
6.      UNESCO/WHO/UNEP.1992. Water Quality Assessments. Edited by Chapman, D. Chapman and Hall Ltd., London. 585 p.



BOLEH COPAS ASAL MENYERTAKAN NAMA SUMBERNYA
Tria-Chan ^^V

No comments:

Post a Comment