LAPORAN HASIL PRATIKUM
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
PENGAMBILAN SAMPEL AIR KRAN DAN AIR
SUMUR GALIAN
NAMA : TRIA WARDHANI
KELOMPOK : IV
PROGRAM : PRODI D III
DOSEN : Syarifuddin A,S.KM,M.S.
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
BANJARBARU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemanfaatkan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan
secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan
pada segenap pengguna air.
Saat
ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air
untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Hingga
saat ini, Indonesian telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan
beberapa peristilahan sebagai berikut.
1. Air,
meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang
terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan tanah
dan air laut tidak temasuk dalam pengertian ini.
2. Baku
mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar yang dapat ditenggang dalam
sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya. Dsb.
Untuk
memperhatikan hal-hal tersebut sebelum melakukan penelitian kualitas air perlu
pangambilan sampel air untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai
untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan
lain-lain.
B.
Tujuan
Tujuan
pratikum Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian:
1. Mengetahui
alat dan bahan yang diperlukan untuk Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur
Galian;
2. Mengetahui
proses Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian;
3. Manfaat
dari Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian;
4. Mengetahui
hasil Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian.
C.
Manfaat
Melakukan
penelitian kualitas air perlu Pengambilan Sampel Air Kran dan Sumur Galian
untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai untuk kebutuhan sehari-hari
seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan lain-lain.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Jenis-jenis
sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Sampel
sesaat (grab sample), yaitu sampel
yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini
hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sample.
2. Sampel
komposit (composite sample), yaitu
sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel campuran
dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan
secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat
mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air.
Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui
gambaran tentang kareakteristik kualitas air secara terus-menerus.
3. Sampel
gabungan tempat (integrated sampel),
yaitu smpel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan
volume yang sama.
Beberapa
hal yang menyangkut teknik pengambilam sampel air dikemukakan dalam Kumpulan
Standar Nasional Indonesia Bidan Pekerjaan Umum Mengenai Kualitas Air (1990).
Pada
dasarnya, pengambilam sampel air dapat dilakukan terhadap air permukaan maupun
air tanah.
1. Air permukaan
Air
permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.
Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara atau laut yang dipengaruhi
oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun pengambilan sampel
air sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut.
1) Sumber
alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami
pencemaran.
2) Sumber
air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian hilir
dari sumber pencemar.
3) Sumber
air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pamanfaatan sumber air.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1.
Sampel air
yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air yang
diambil mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga
diperlukan teknik- teknik pengambilan air sampel yang benar.
2.
Selang waktu
untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus sudah
dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal disimpan
dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan sampel Bakteriologis.
Dalam pengambilan air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis
berbeda dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai
sterilisasi, yaitu :
1.
Botol untuk
tempat contoh air harus bersih dan steril. Sterilisasi dilakukan pada suhu
180o C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu
dan waktu sterilisasi pada oven.
2.
Botol harus mempunyai mulut lebar dan mempunyai tutup yang masuk kedalam
leher dengan diberi kertas pelindung yang dikaitkan pada sekeliling botol
sebelum disterilkan.Volume botol yang digunakan minimal 150 ml dan diisi dengan
air paling sedikit 100 ml, sehingga masih ada sisa ruangan diatas contoh air
untuk mencampur contoh air sebelum diperiksa.
3.
Untuk
pemeriksaan air yang telah diolah seperti air PDAM harus dipakai botol kain
yang diberi natrium thio sulfat untuk menetralisasi sisa chlor. Tutup
botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara
jari-jari tangan.
4.
Untuk
pengambilan dipegang di bagian bawah botol, diisi dengan contoh air, dan
secepatnya ditutup kembali.
5.
Pengambilan
harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Hari/tanggal :
Senin, 01 Oktober 2012
B. Tempat :
Laboratorium
Mikrobiologi dan Sumur Galian Komplek Perumahan Kesehatan depan Musholla
Kesehatan Lingkungan.
C. Jam :
09.00-11.00
WITA (Waktu Indonesia bagian tengah).
D.
Alat
dan Bahan :
·
Sarana :
1. Kran
air;
2. Air
sumur galian.
·
Alat dan Bahan :
3. Larutan
Spiritus;
4. Kapas;
5. Bunsen;
6. Alkohol
70%;
7. Krustang/pinset;
8. Botol
sampel steril diisi
0,1 ml untuk menetralisir klor pada Air Kran
(Untuk air Sumur Galian tidak perlu ditambahkan
);
9. Korek
api;
10. Label
dan Alat tulis;
11. Box
penyimpanan alat-alat pengambilan sampel.
E.
Cara
Kerja:
HAL-HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
·
Dalam mengambil contoh air yang
digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda dengan keperluan untuk
pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasinya.
·
Botol untuk tempat contoh air harus
bersih dan steril.
·
Sterilisasi dilakukan pada suhu 180
C selama 20 menit dalam oven atau sesuai
dengan tabel suhu dan waktu sterilisasi pada oven.
a. Prosedur
pengambilan sampel Air Kran
1) Sebelum
pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan
alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang
terkontaminasi;
2) Lalu
kran dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup untuk membersihkan
mulut kran, kemudian tutup kembali;
3) Nyalakan
bunsen dengan korek api dan kapas diberi cairan spritus menggunakan
krustang/pinset
4) Mulut
kran dipanaskan sampai timbul uap air keluar;
5) Buka
botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai setengah saja untuk menghindari
kontaminasi). Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan
dan dipegang antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan
untuk menghindari kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan secara aseptis;
6) Panasi
bibir botol sampel hingga cukup panas;
7) Botol
diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada
udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);
8) Bibir
botol dipanasi lagi hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali;
9) Matikan
api di bunsen dengan penutup bunsen;
10) Kemudian
di beri label;
11) Kerjakan
secara aseptis dan hati-hati.
b. Prosedur
pengambilan Sampel Air Sumur Gali
1) Bawalah
box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel air seperti bunsen, alkohol 70%,
cairan spritus, bunsen, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi
tali untuk mengambil sampel air dengan panjang ±10 meter, label dan alat tulis;
2) Contoh
air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung.
Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas,
baru disterilkan;
3) Sebelum
pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan
alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang
terkontaminasi;
4) Pengambilan
Sampel Air Sumur Gali pertama yang dilakukan dengan dua orang, satu yang
memegang krustang untuk memanaskan bibir botol sampel dan yang satunya
mangambil sampel air di sumur gali;
5) Sebelum
digunakan untuk pengambilan sampel air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan
jangan sampai menyentuh langsung bagian botol;
6) Buka
botol sampel dan tutup botol dibungkus dengan kertas pelindung dan masukkan di
kantong untuk menghindari kontaminasi;
7) Panasi
bibir sampel hingga cukup panas;
8) Tali
diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke dalam sumur sampai mulut botol masuk
minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan);
9) Sisakan
tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan jangan dipegang
untuk menghindari kontaminasi;
10) Pelan-pelan
agar tidak menyentuh di dinding sumur untuk mencegah kontaminasi botol sampel;
11) Botol
diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada
udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);
12) Panasi
lagi bibir sampel dengan api lalu tutup secepatnya;
13) Kemudian
siap diberi label;
14) Kerjakan
secara aseptis dan hati-hati.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Untuk
hasil akhir menggunakan label pengambilan sampel air yang akan dikirim ke
laboratorium untuk ditindaklanjuti berikutnya. Pelabelan terbagi menjadi dua
yaitu label sampel air kran dan label sampel air sumur galian.
No.
|
PENGAMBILAN SAMPEL
AIR KRAN
|
|
1
|
Kode
sampel
|
001.3
|
2
|
Jenis
sampel
|
Air PDAM
|
3
|
Lokasi
pengambilan sampel
|
Lab
Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan
|
4
|
Tujuan
pemeriksaan
|
Bakteriologis
|
5
|
Pengambil
sampel
|
Tria Wardhani
|
6
|
Tanggal
pengambilan
|
01 Oktober
2012
|
7
|
Jam
|
09.00-10.00
WITA
|
8
|
Pengirim sampel
|
Tria Wardhani
|
9
|
Parameter
pemeriksaan
|
MPN.
colli
|
10
|
Titik sampel
|
01
|
PENGAMBIL SAMPEL
TRIA WARDHANI
No.
|
PENGAMBILAN SAMPEL
AIR SUMUR GALIAN (SGL)
|
|
1.
|
Kode sampel
|
001.3
|
2.
|
Jenis sampel
|
Air Sumur
Galian
|
3.
|
Lokasi
pengambilan sampel
|
Sumur Komp.
Kesehatan depan Musholla Kesling
|
4.
|
Tujuan
pemeriksaan
|
Bakteriologis
|
5.
|
Pengambil
sampel
|
Tria Wardhani
|
6.
|
Tanggal
pengambilan
|
01 Oktober
2012
|
7.
|
Jam
|
10.00-11.00
WITA
|
8.
|
Pengirim
sampel
|
Tria Wardhani
|
9.
|
Parameter
pemeriksaan
|
MPN. Colli
|
10.
|
Titik sampel
|
01
|
PENGAMBIL SAMPEL
TRIA WARDHANI
B. Pembahasan
Pengambilan
sampel air kran
Pertama
yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan
sampel air, penuh kehati-hatian dan juga harus aseptis. Lalu alirkan air di kran
selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan di bibir kran
hingga mengeluarkan uap air atau bila
cukup panas lalu di tutup. Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas dengan
larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Buka botol
sampel dari kertas pelindung hingga menjadi setengah, tutup botol dan kertas
pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan.
Lalu panaskan bibir botol sampel hingga cukup panas lalu isi botol sampel
dengan air kran hingga ¾ air dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup
panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara
hati-hati dan aseptis.
Pengambilan
sampel air sumur galian (SGL)
Persiapkan
box penyimpanan alat-alat sampel untuk melakukan pengambilan sampel air sumur
galian. Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan
alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi
selama pengambilan sampel air, lalu untuk melakukan pengambilan sampel harus
dengan dua orang. Orang pertama mengambil air sampel di sumur galian dan orang
kedua memegang krustang dan kapas yang sudah terbakar oleh larutan spiritus.
Kedua, setelah melumuri tangan dengan alkohol Setelah itu, nyalakan bunsen dan
beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau
krustang. Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara
langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus
dengan kertas, baru disterilkan. Sebelum digunakan untuk pengambilan air,
kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyantuh langsung bagian
botol. Tali diurai sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila
tinggi air memungkinkan), Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke
dalam sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi. Lalu bila sudah
angkat botol sampel pelan-pelan dan jangan sampai terkena dinding sumur, air di
dalam botol sampel harus ¾ air agar oksigen di botol masih ada untuk bakteri
bernapas dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu
secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan
aseptis.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebelum
dan sesudah pengambilan sampel air, botol yang digunakan harus steril;
2. Jenis
air sampel ada tujuh yaitu sampel air kran, sampel air sumur galian, sampel air
sungai, sampel air kolam renang, sampel mata air atau sumber, sampel air danau,
sampel air limbah;
3. Pengambilan
contoh air harus dihindarkan dari alat-alat tambahan yang terdapat pada kran
atau dari kran yang bocor;
4. Selang waktu
untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus sudah
dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal disimpan
dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.
B. Saran
1. Lakukan
praktikum dengan tenang, hati-hati, agar tidak terkontaminasi;
2. Dalam pembuatan
label sampel air terutama kode label, dan sebagai berikutnya harus teliti;
3. Patuhi
aturan dan tata cara praktikum;
4. Tidak
bercanda atau bermain-main saat pratikum berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Wikipedia.or.id.
2. Abel,
P.D 1989. Water pollution Biology. Ellis Horwood.
3.
Limited Public Health Association
(APHA). 1976 Standard Methods for the examination of water and waste water. 4th
edition. American public Health Association, Washington DC. 1193.P.
4.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Kumpulan SNI (Standar Nasional Indonesia)
Bidang Pekerjaan Umum Menganai Kualitas Air. Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
5.
Pusat Pengembangan Informasi dan
Penataan Lingkungan-BAPEDAL. 1996. Himpunan
Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Pengendalian Dampal Lingkungan. Edisi
I. Yayasan Kalpawilis, Jakarta. 341 hal.
6.
UNESCO/WHO/UNEP.1992. Water Quality Assessments. Edited by
Chapman, D. Chapman and Hall Ltd., London. 585 p.
BOLEH COPAS ASAL MENYERTAKAN NAMA SUMBERNYA
Tria-Chan ^^V
No comments:
Post a Comment