LAPORAN
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
LINGKUNGAN
PEWARNAAN
GRAM
Nama Praktikan
|
NIM
|
Tanggal Kumpul
|
Tanda tangan
|
|
Tria Wardhani
|
PO7133112041
|
19 November
2012
|
Praktikan
|
Pembimbimg
|
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III
KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARBARU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensial yang bayak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi guna pencirian dan identifiknsi bakteri. Pewarnaan gram memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram positif dam Gram negatif. Bakteri Gram positif berwarna ungu karena bnkteri tersebut mengikat kompleks zat warna kristal ungu-iodium, sednngkan bakteri Gram negntif berwnrna merah karena mengikat zat warna sekunder yang berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur dinding sel bakteri don perbedaan kandungan asam ribonukleat antnara bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Pewarnaan dengan zat warna yang mengandung yodium menyebabkan amilopektin berwarna biru atau keunguan, sedangkan glikogen berwarna merah kecoklatan atau merah keunguan. Dengan melakukan pewarnaan sangat memungkinkan kita untuk melihat bakteri dengan jelas, tetapi tidak dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda dengan morfologi yang sama.
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokos, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplokokus, sampai sthapylococcus (bentukknya mirip buah anggur). Khusus pada spiral hanya di bagi dua yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung. Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (textbook, 2008). Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat di identifikasi dengan mudah, selain itu, ada endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stress karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut dilingkungan sampai kondisi menjadi baik (ncbi, 2008).
A. Tujuan
Praktikum pewarnaan gram memiliki tujuan:
1. Untuk
mengetahui sifat bakteri;
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada saat pewarnaan gram;
3. Untuk
mengetahui teknik pewarnaan gram;
4. dan
juga untuk memenuhi tugas laporan praktikum.
B.
Manfaat
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak
mengadsorbsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme karena zat warna mengadsorbsi dan
membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan lingkungannya
ditingkatkan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan
berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol
(bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau
air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan DenmarkHans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae. Bakteri yang
terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram
Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat
pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah
mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal
violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak
berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur
kimiawi dinding selnya.
B.
Sejarah Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram ini pertama
kali dikembangkan oleh seorang ahli histologik Christian Gram (1884). Dengan
pewarnaan Gram, bakteri-bakteri dapat dibagi atas 2 golongan yaitu Gram positif
dan Gram negatif. Gram positif warnanya violet (ungu) karena mengikat
zat warna utama “kristal violet”. Sedangkan Gram negatif berwarna merah
jambu karena melepaskan zat warna utama dan menangkap zat warna penutup
”fuchsin”. Prinsip atau pokok-pokok pewarnaan Gram meliputi 4 tingkatan yaitu :
1. Pewarnaan dengan zat warna utama (kristal gentian violet yang warnanya
violet).
2. Merekatkan (mengintensifkan) dengan suatu larutan mordant, yaitu larutan
lugol (J-KJ).
3. Menambahkan zat decolorisasi (bahan peluntur) misalnya alkohol atau
alkohol-asam.
1. Pemberian zat penutup (counter stain), misalnya : larutan fuchsin,
safranin, dll.
Pulasan menurut Gram mempunyai
banyak modifikasi, sebaiknya pakailah salah satu cara saja diantara yang
banyak. Kesalahan biasanya terdapat pada ”overstaining” dan ”overdecolozing”,
yaitu terlalu lama memberikan zat-zat warna atau pancucian dengan alkohol.
Akibatnya Gram-positif dapat menjadi Gram negatif. Teknik mewarnai hendaknya
dikontrol juga dengan melakukan pemulasan terhadap bakteri yang telah diketahui
Gramnya. Larutan-larutan zat warna yang digunakan senantiasa diperiksa, apakah
sudah terdapat kristal-kristal atau kotoran-kotoran lainnya. Gunakanlah selalu
larutan-larutan zat warna yang disaring dengan kertas saring.
Perlu kita ketahui bahwa
perbedaan sifat antara kedua golongan bakteri tadi, tidaklah absolut tegas dan
spesifik, melainkan tergantung juga pada beberapa faktor, antara lain:
1. Bakteri-bakteri Gram positif sering kali tidak dapat menyerap dan
mengikat zat warna kristal violet, terutama apabila dibuat preparat dari
bakteri-bakteri biakan murni yang telah tua (rough).
2. Ada bakteri-bakteri tertentu yang sangat peka terhadap cara-cara yang
mengalami sedikit perubahan.
3. Selain daripada itu ada juga bakteri-bakteri yang bersifat ”gram
variable”, dll.
4. Gentian violet dapat diganti dengan crystalviolet atau methylviolet, jika
gentian violet tidak ada.
A.
Pengertian
Violet gentian
Nama "gentian violet" (atau Gentianaviolett dalam bahasa Jerman) diperkirakan
telah diperkenalkan oleh apoteker George Jerman Grübler yang pada tahun 1880
menciptakan sebuah perusahaan di Leipzig yang
mengkhususkan diri dalam penjualan reagen pewarnaan untuk histologi .The
gentian violet noda dipasarkan oleh Grübler mungkin berisi campuran pewarna
pararosaniline alkohol. Noda
terbukti populer dan pada tahun 1884 digunakan oleh Hans Christian Gram untuk noda bakteri. Dia dikreditkan Paul Ehrlich untuk
campuran violet anilin-gentian. gentian
violet Grübler itu mungkin sangat mirip, jika tidak identik, untuk metil ungu
Lauth itu yang telah digunakan sebagai noda oleh Victor André Cornil pada tahun 1875.
Meskipun gentian violet nama terus digunakan untuk noda
histologis, nama itu tidak digunakan dalam industri pewarna dan tekstil. Komposisi
noda tidak didefinisikan dan pemasok yang berbeda menggunakan campuran yang
berbeda. Pada tahun 1922 Komisi Stain Biologi menunjuk sebuah komite diketuai oleh
Harold Conn untuk melihat ke dalam kesesuaian produk komersial yang berbeda. Dalam
buku Biologi Stains nya Conn menggambarkan gentian violet
sebagai "campuran buruk didefinisikan rosanilins violet".
Jerman ophthalmologist menenangkan Jakob dikreditkan dengan menemukan sifat
antiseptik gentian violet. Ia
menerbitkan monografi tahun 1890 tentang efek bakterisidal solusi yang ia namai
"pyoktanin" yang mungkin campuran pewarna anilin mirip dengan gentian
violet. Ia mendirikan sebuah
kolaborasi dengan E. Merck & Co untuk memasarkan "Pyoktanin
caeruleum" sebagai antiseptik.
Pada tahun 1902, Drigalski dan Conradi menemukan bahwa
meskipun kristal violet menghambat pertumbuhan bakteri banyak, ia memiliki
pengaruh yang kecil pada coli
Bacillus ( Escherichia coli ) dan Bacillus typhi ( Salmonella typhi ), yang keduanya bakteri Gram-negatif . Sebuah
banyak penelitian yang lebih rinci efek gentian violet Grübler pada strain
bakteri yang berbeda diterbitkan oleh John rohaniawan pada tahun 1912. Ia menemukan bahwa bakteri yang
paling Gram-positif yang sensitif terhadap pewarna sementara sebagian besar
bakteri Gram-negatif tidak dan mengamati bahwa pewarna cenderung untuk
bertindak sebagai agen bakteriostatik daripada bakterisida .
BAB III
PELAKSANAAN
KEGIATAN
A.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 12 November 2012
Waktu : 09.00-11.15 WITA
Tempat : Lab. Mikrobiologi Lingkungan
Jurusan Kesling
B.
Jenis
kegiatan
Pemeriksaan pewarnaan gram
C.
Uraian
Kegiatan
1)
Persiapan
sampel
1. Siapkan
objek glass yang bersih dari lemak;
2. Gunakan
jarum ose steril, ambil sampel sedikit bakteri di agar nutrient pada tabung
reaksi;
3. Berikan
NaCl satu tetes pada permukaan kaca preparat;
4. Campurkan
sampel bakteri pada tetes NaCl kemudian putar searah jarum jam;
5. Setelah
itu bakar jarum ose hingga pijar karena bekas mengambil sampel bakteri;
6. Uapkan
NaCl yang telah tercampur dengan sampel bakteri pada lidah api bunsen;
7. Bila
sudah kering lalu di fiksasi dengan cara lewati lidah api sebanyak tiga kali;
2)
Persiapan
pewarnaan
1. Oleskan
perwarna pertama Gentian Violet di atas kaca preparat yang berisi sediaan
bakteri sampai menutupi sampel bakteri yang sudah mengering dan tunggu dalam
tiga menit;
2. Lalu
cuci dengan air keran hingga bersih;
3. Tambahkan
Lugol pada kaca preparat hingga menutupi sampel bakteri dan tunggu selama satu
menit;
4. Kemudian
cuci dengan alkohol 96% hingga merata, bertujuan untuk sampel warna pertama
dapat larut;
5. Lalu
cuci dengan air keran hingga bersih;
6. Lalu
beri warna kedua Fucsin pada kaca preparat hingga menutupi sampel bakteri
selama dua menit;
1. Lalu
cuci dengan air keran hingga bersih;
2. Kemudian
di keringkan atau diangin-anginkan dan diberi alas tisu agar sisa warna tidak
berceceran;
3. Setelah
semua kering lalu beri minyak pelicin lalu amati dengan mikroskop;
4. Atur
mikroskop terang gelapnya dan fokuskan obyeknya pada mikroskop.
D.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum pewarnaan gram kali ini yaitu:
1) Jarum
ose;
2) Alkohol
96%;
3) Pipet
tetes;
4) Tissue;
5) Gelas
objek;
6) Korek
api;
7) Bunsen;
8) Air
keran atau aquadest;
9) Larutan
Gentian Kristal Violet;
10) Larutan
Lugol;
11) Kaca
preparat;
12) Karbol
Fuchsin Z;
13) Mikroskop.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil pewarnaan Gram
Bakteri Gram positif: Biru-ungu (ungu kebiru-biruan).
Bakteri Gram negatif: Merah kekuning-kuningan.
B.
Pembahasan
Perbedaan antar gram positif
dan negatif adalah pada lapisan dinding selnya. Pada bakteri gram positif,
dinding selnya sebagian besar terdiri atas peptidoglikansehingga akan
menghasilkan warna ungu pada pewarnaan gram, sedangkan bakteri gram negatif,
dinding selnya sebagian baser terdiri atas lipid atau lemak dankadar
peptidoglikan sangat rendah sehingga akan menghasilkan warna merah pada
pewarnaan gram.
Perbedaan
bakteri gram positif dan negatif apabila dilihat di bawah mikroskop adalah
warna yang dihasilkan bakteri. Bakteri garam positif menyerap warnaungu
sedangkan pada bakteri gram negatif menyerap warna merah. Menurut Wahyuni
(2011) pada bakteri gram positif, larutan ungukristal membuat sel berwarna
ungu. Saat penetesan larutan iodium, kompleks ungu kristal-iodium terbentuk di
dalam sel. Dinding sel
No comments:
Post a Comment