BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air merupakan hal terpenting dalam keperluan kehidupan makhluk
hidup terutama manusia. Karena makhluk
hidup sangat bergantung dengan air. Air di bumi sangat melimpah, hal ini dapat
dilihat dengan begitu luas lingkungan perairan di bumi dan lebih dari 98% air
yang ada di bumi terdapat di bawah permukaan tanah di bawah pori-pori batuan.
Air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah biasa disebut dengan air
tanah. Contoh air tanah seperti sumur bor, dan sumur gali. Selain air tanah, ada
juga air permukaan. Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan
tanah misalnya danau dan sungai. Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan
pasokan air yang berada di atas maupun di bawah permukaan tanah (menurut Anonim1, 2008).
Karena begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia maka perlu diketahui bagaimana proses mendapatkan serta
pengolahan air minum untuk konsumsi
sehari-hari. Untuk mengetahui bagaimana proses tersebut, maka perlu
diadakan suatu praktek yang bertujuan untuk menanyai serta memberikan saran
tentang cara mendapatkan air serta bagaimana proses pengolahannya dengan cara
langsung terjun kemasyarakat.
B.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui volume air
untuk keperluan rumah tangga per orang per hari berkaitan dengan kecukupan
untuk minum, masak, praktik kebersihan dan keperluan lainnya.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan air minum
sebelum dikonsumsi/diminum .
3. Untuk Mengetahui keadaan fisik air minum konsumsi serta untuk keperluan sehari-hari.
C.
Manfaat
Untuk mewujudkan seorang sanitarian atau ahli kesehatan lingkungan yang
berkualitas maka praktek ini sangat bermanfaat, karena dapat mengetahui
kualitas air fisik konsumsi secara langsung yang terjun ke rumah-rumah
Masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi adalah
perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini
mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau
biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa
bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan
industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan
dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan
buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik
kebersihan pribadi (contohnya membasuh
tangan dengan sabun).
Definisi
lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa
definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber
penularannya dan pengendalian lingkungan.
Terdapat hubungan yang erat antara
masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung
dengan:
1. Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan
dengan air sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah
manusia yang tidak benar. Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang
lainnya sangatlah tidak efektif.
2. Penggunaan
air. Toilet
siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40% dari
penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter
air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan
hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah
tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit
penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan
pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang
penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah jumlah
limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
3. Biaya dan
pemulihan biaya.
a. Biaya pengumpulan, pengolahan dan
pembuangan limbah meningkat dengan cepat begitu konsumsi meningkat.
Merencanakan hanya satu sisi penyediaan air tanpa memperhitungkan biaya
sanitasi akan menyebabkan kota berhadapan dengan masalah lingkungan dan biaya
tinggi yang tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia melaporkan bahwa
dengan menggunakan praktik-praktik konvesional, untuk membuang air dibutuhkan
biaya lima sampai enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini adalah untuk
konsumsi sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala per hari. Informasi lebih
baru dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan A. S. menunjukkan bahwa rasio
meningkat tajam dengan meningkatnya konsumsi; dari 1,3 berbanding 1 untuk 19
liter per kepala per hari menjadi 7 berbanding 1 untuk konsumsi 190 liter dan
18 berbanding 1 untuk konsumsi 760 liter.
b. Penggunaan ulang air. Jika sumber
daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan yang menarik,
dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan
penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah,
diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya
penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.
Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah satu Program Nasional di bidang
sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Program ini telah dicanangkan pada
bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI. STBM merupakan pendekatan untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan.
Strategi
Nasional STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya kejadian penyakit
diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi
dan perilaku. Sedangkan indikator output-nya adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu dan
komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat
mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
2. Setiap rumahtangga telah menerapkan
pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.
3. Setiap rumah tangga dan sarana
pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan,
puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana
cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap rumah tangga mengelola
limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola
sampahnya dengan benar.
STBM mulai diuji coba tahun 2005 di 6 kabupaten (Sumbawa, Lumajang, Bogor,
Muara Enim, Muaro Jambi, dan Sambas). Sejak tahun 2006 Program STBM sudah
diadopsi dan diimplementasikan di 10.000 desa pada 228 kabupaten/ kota. Saat
ini, sejumlah daerah telah menyusun rencana strategis pencapaian sanitasi total
dalam pembangunan sanitasinya masing-masing. Dalam 5 tahun ke depan (2010 –
2014) STBM diharapkan telah diimplementasikan di 20.000 desa di seluruh
kabupaten/ kota.
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene
dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector
Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih
berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006,
perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah:
a.
Setelah buang air besar 12%,
b.
Setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%,
c.
Sebelum makan 14%,
d.
Sebelum memberi makan bayi 7%,
e.
Sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap
perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk
mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung
Eschericia coli.
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna
dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O.
Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka
zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu
terlarut di dalamnya. (menurut Linsley,
1991).
PENTINGNYA
AIR DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Beberapa
macam penggunaan air:
1.
Pemakaian domestic, mandi, cuci,
minum, toileting
2.
Pemakaian industri
3.
Pengangkutan/pelayaran
4.
Sumber tenaga mekanik/hydro electric
5.
Peternakan/pertanian/irigasi
6.
Rekreasi
7.
Penguraian kotoran
8.
Penelitian, ilmu pengetahuan
9.
Spiritual
Sumber Air
Air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam,
melainkan bersikulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang
disebut siklus hidrologis. Dari siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya
berbagai sumber air tawar yang dapat pula diperkirakan kualitas dan
kuantitasnya secara sepintas. Sumber-sumber air tersebut adalah
1. Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau.
2. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air
tanah dangkal atau air tanah dalam.
3. Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir,
seperti hujan dan salju (menurut Situmorang, 2007).
Adapun sumber air yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah:
1.
Air ledeng atau
PDAM: dari perusahaan air minum yang dialirkan lengsung ke rumah dengan
beberapa titik kran biasanya menggunakan meteran;
2.
Air dalam kemasan
ataupun air isi ulang. Misalnya air dalam bentuk kemasan buatan pabrik dan air
galon;
3.
Sumur bor ata
pompa: menggunakan pompa dengan alat untuk menaikkan airnya, baik pompa listrik
maupun pompa tangan. Sumur bor ini dapat berupa sumur pompa dalam (>= 30
meter dalam tanah) atau sumur pompa dangkal (< 30 meter);
4. Sumur gali terlindung: digali secara manual berbentuk
bulat atau persegi, yang menaikkan airnya menggunakan ember atau timba dengan
cara ditarik, menggunakan kerekan, timbangan atau pompa. Dikatakan sumur gali
terlindung bila sumr tersebuti lengkapi bibir sumur mnimal setinggi 60 cm dari
permukaan tanah;
5. Sumur
gali tidak terlindung. Bila sumur gali yang ada tidak dilengkapi dengan bibir
sumur, permukaan di sekeliling sumur berupa tanah atau bebatuan atau retak atau
terdapat genangan air;
6. Mata
air terlindung: mata air yang dilengkapi dengan bak semen tertutup sehingga air
terhindar dari pencemaran;
7. Penampungan
air hujan: penampungan dalam bentuk drum, bak atau tabung yang menampung air
hujan dari talang rumah, baik yang digunakan sendiri araupun bersama;
8. Air
sungai atau danau atau irigasi.
Sumber
Utama Air Minum Lain
1. Air
kemasan: air dalam bentuk buatan pabrik, baik botol, gelas, atau galon;
2. Air
isi ulang: dari perusahaan air isi ulang, biasanya tidak bermerk dan dalam
ukuran galon air.
A)
Kualitas Air
Peraturan
Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan
menurut peruntukannya:
1. Golongan
A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu;
2. Golongan
B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;
3. Golongan
C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;
4. Golongan
D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, industri, dan PLTA.
B) Teknologi pengolahan air
1.
Menggunakan
Klorinasi,
a.
Larutan 1.25% sodium hypochlorite.
tersedia dalam kemasan botol dan
sachet tinggal tambahkan sesuai takaran,
kocok dan tunggu
30 menit, air siap diminum.
b.
Tablet klorin effervescent (mencair
sendiri)
Tablet klorin dimasukkan ke dalam
bejana penyimpanan air hingga 30 menit
sebelum digunakan. Tablet tidak dihancurkan .
2. Penyinaran
1. Matahari:
Solar desinfection (SODIS)
UV-A
merusak strukktur sel bakteri. UV-A (panjang gelombang 320-400 nm) bereaksi
dengan oksigen terlarut dalam air dan menghasilkan oksigen sangat reaktif
(oksigen radikal bebas dan hidrogen peroksida), juga merusak mikroorganisme
patogen. Inframerah radiassi memanskan air. Jika suhu air naik di atas 50
C,
meningkatkan proses desinfeksi tiga kali lebih cepat;
2. Lampu
UV
Lampu
khusus yang memancarkan radiasi UV yang dapat menghancurkan bakteri 250 nm dan
270 nm. Sinar UV gelombang pendek (185nm) cukup kuat untuk menghasilkan ozon,
hidroksil radikal bebas lain yang dapat menghancurkan bakteri.
Kualitas Fisik Air Minum
a. Keruh,
tidak bening karena terdapat partikel terlarut dalam air atau ada endapan;
b. Berwarna,
kuning atau coklat dan lain-lain, tidak termasuk karena warna buatan atau
disengaja diberi warna;
c. Berasa,
asin atau anta dan lain-lain, tidak termasuk karena rasa buatan atau disengaja
diberi rasa;
d. Berbusa,
bila digoyang mengeluarkan busa dan atau berlendir;
e. Berbau,
bau karena logam, asam, belerang, busuk dan lain-lain.
PERANAN
AIR DALAM MEMINDAHKAN PENYAKIT
Ada
4 cara peranan air dalam memindahkan penyakit
1.
Water
Borne Disease
Air
yang mengandung kuman pathogen :
a.
Penyakit kolera
b.
Penyakit Typoid
c.
Hypatitis Infektiosa
d.
Disentri Basiler
2.
Water Washed
Berkaitan
erat dengan air yang digunakan untuk membersihkan alat-alat dapur dan personil
a.
Penyakit diare
b.
Penyakit kulit
c.
Water
Based Disease
Penyakit
ini dalam siklusnya memerlukan penjamu yang hidup dalam air
Penyakit
schistosomiasis, Vektor Insekta yang berhubugan dengan air yang disebabkan oleh
nyamuk Malaria, yellow fever, DHF
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Hari dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Hari
dan Tanggal : Senin, 10 Oktober 2012
Waktu : 09.00 s.d 11.00 WITA
Tempat : Kelurahan Bangkal kecamatan Cempaka
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
tulis;
2. Kamera
Hp;
3.
Formulir Penilaian.
C.
Cara
kerja
1.
Siapkan alat tulis dan
bahan;
2. Lakukan
wawancara
terhadap pemilik sarana air bersih tersebut;
3. Lakukan
pengamatan, penilaian terhadap sarana memperoleh air bersih.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
Dari semua rumah
warga kelurahan Bangkal kecamatan Cempaka, kami mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Banjarbaru dari kelompok IV mengunjungi dan menanyakan tentang air bersih,
sebagian besar jenis sumber air untuk keperluan rumah tangga seperti MCK yang
digunakan oleh masyarakat adalah sumur gali terlindung dan hanya satu keluarga
yang menggunakan sumur gali tak terlindung.
Jumlah pemakaian
air untuk keperluan rumah tangga ( termasuk minum dan masak ) dalam sehari
semalam rata-rata perkepala keluarga 48
liter air.
Dari semua rumah
warga yang kami kunjungi, sebagian besar jenis sumber air utama untuk keperluan
minum rumah tangga berasal dari sumur gali terlindung dan sedikit rumah
menggunakan sumur gali tak terlindung dan sumur gali tertutup.
Jumlah pemakaian
air untuk keperluan minum rumah tangga dalam sehari semalam rata-rata 5 liter
perkepala keluarga.
Dari data kuisioner
yang kami dapatkan, diperoleh data bahwa jarak ketempat penampungan kotoran/tinja
warga masing-masing berkisar > 10 meter.
Jarak dan lama
waktu yang diperlukan untuk memperoleh air kebutuhan minum warga kebanyakan
berada di dalam rumah dengan rentang waktu < 1 menit karena menggunakan
pompa listrik.
Data kuisioner kami menunjukkan bahwa air untuk kebutuhan
minum masyarakat diperoleh dengan mudah pada musim kemarau, walaupun air mulai
surut tapi tetap masih bisa mengambil air bersih.
Dari observasi
kami pada kualitas fisik air minum warga memiliki warna bening, berasa dan
berbau karena memasak air dengan kayu bakar sehingga berbau gosong dan berasa
latat.
Dari data yang
kami dapatkan, diperoleh data bahwa kebanyakan masyarakat memperlakukan air
kebutuhan minum dengan cara pengolahan memasak air menggunakan bahan bakar kayu
bakar.
Berdasarkan data
yang disampaikan, tempat penyimpanan air kebutuhan minum warga menggunakan teko, ember atau panci tertutup
dan termos.
Berikut hasil persentase tebel
kuisioner kelompok IV terhadap masyarakat Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka
NO
|
PERIHAL
|
FREKUENSI
|
PERSEN
|
1.
|
Air
ledeng/PDAM
|
0
|
0 %
|
2.
|
Sumur
bor/pompa
|
22
|
95,65 %
|
3.
|
Sumur tertutup
|
1
|
4,34 %
|
4.
|
Sumur gali
tak terlindung
|
2
|
8,69 %
|
5.
|
Air kemasan
|
0
|
0 %
|
6.
|
Air isi
ulang
|
0
|
0 %
|
7.
|
Air Sulit di musim kemarau
|
1
|
4,34 %
|
8.
|
Air mudah di
musim kemarau
|
22
|
95.65%
|
9.
|
a. kekeruhan
b.berwarna
c. berasa
d.berbusa
e. berbau
|
1
0
4
0
3
|
04,34 %
0 %
17,39 %
0 %
13,04 %
|
10.
|
Pengolahan
air untuk minum :
a.dimasak
b.klorinasi
c.dispenser
d. tidak
diolah
|
22
0
1
0
|
95,65 %
0 %
04,34%
0 %
|
Menderita
gangguan kesehatan akibat air minum yg dikonsumsi.
a. Ya
b.Kadang-kadang
c.Tidak
|
1
15
0
|
0,06 %
65,21 %
0 %
|
Sakit
perut/diare
|
15
|
65,21%
|
Muntah-muntah
|
0
|
0 %
|
JUMLAH
|
100
|
100
|
B.
PEMBAHASAN
Kelurahan Bangkal,
Kecamatan Cempaka merupakan desa yang dihuni sebanyak 28.328 orang atau
meliputi 14,21 % dari total sensus kota Banjarbaru. Mayoritas penduduknya
menggunakan sumur gali terlindung sebagai sumber air utama untuk kegiatan rumah
tangga seperti MCK, minum dan memasak. Mudahnya mendapatkan air bersih karena
sebagian besar penduduknya menggunakan
bibir sumur setinggi kurang lebih satu meter sehingga kualitas air sedang dan
terkadang saja masyarakat terkena sakit perut atau diare, karena sumber air
melimpah pada musim hujan dan pada musim kemarau, sebagian besar masyarakat
sangat boros sekali menggunakan air. Hasil data yang kami dapatkan masyarkat
rata-rata perkeluarga menggunakan air sebanyak 48 liter per hari hanya untuk
digunakan MCK, untuk memasak dan minum yang digunakan sebanyak 5 liter air per
hari.
Di daerah bangkal
mengandung tanah merah laterit. Tanah merah laterit adalah tanah yang keras
hingga air tanah temperangkap, jadi tanah yang digali mengandung air tanah yang
melimpah.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hasil praktek observasi penelitian
kami di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka, ternyata hampir semua rumah
menggunakan sumur gali namun terlindung. Dan jumlah pemakaian air untuk
keperluan rumah tangga seperti MCK (termasuk dalam penggunaan untuk minum dan
memasak rata-rata menggunakan air kurang
dari 48 liter sesuai jumlah keperluaan dalam keluarga tersebut). Sumber air
digunakan untuk keperluan air minum rumah tangga sebagian menggunakan air sumur
gali terlindung dan tertutup kemudian dimasak dengan kayu bakar. Dan untuk
jumlah pemakaian minum dalam sehari semalam rata-rata menggunakan air kurang
lebih 5 liter.
Berdasarkan Hasil kuesioner kami,
jarak penampungan kotoran atau tinja
rumah masyarakat tersebut, sebagian besar memiliki tempat pembuangan didalam
rumah nya sendiri. Untuk jarak pengambilan air minum rata-rata menggunakan
listrik sehingga mereka tidak perlu bersusah payah untuk mengambil dari sumur
tersebut dan ada juga perempuan dewasa yang mengambil air karena jarak tempuh
kurang dari 10 meter dan waktu selama 5. Air untuk kebutuhan minum sangat mudah
didapatkan setiap musim hujan dan musim kemarau walaupun pada musim kemarau air
mulai surut tapi masih tetap mencukupi kebutuhan air sehari-hari.
Cara
pengolahan yang dilakukan sebelum air minum itu di konsumsi mereka terlebih
dahulu mengambil air tesebut dan meletakkannya kedalam panci lalu dimasak
menggunakan kayu bakar. Dan hasilnya berbau gosong dan berasa latat.
B.
SARAN
1.
Kepala Kelurahan Bangkal Kecamatan
Cempaka seharusnya mengingatkan masyarakat setempat agar tidak menggunakan air
secara boros dan menggunakan air sesuai yang diperlukan saja;
2.
Mengadakan sosialisai tentang berhemat
dengan air bersih karena siklus air tidak bertambah dan tidak berkurang, kerana
siklus air tetap maka air bersih setiap tahun selalu berkurang. Dan itu
sangatlah mubazir dan juga boros.
3.
Mengadakan penyuluhan tentang keagamaan
tentang mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan pada kita semua. Dengan
membuang-buang air maka itu sama saja dengan tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang
telah memberikan air yang melimpah.
4.
Untuk puskesmas pembantu di Kelurahan
Bangkal untuk lebih tanggap lagi untuk wabah diare terutama pada anak usia
balita yang sangat rentan terkena diare.
5.
Kita sebagai mahasiswa calon kesehatan
lingkungan harus turut tanggap terhadap masalah lingkungan di sekitarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
4. JENIS-JENIS TANAH,
CIRI-CIRI TANAH SUBUR DAN TIDAK SUBUR, MANFAAT TANAH - My Notebook dyahayumutiara.blogspot.com
BOLEH COPAS ASAL MENYERTAKAN NAMA SUMBERNYA^^..
SALAM TRIA-CHAN
No comments:
Post a Comment