BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara
yang dapat menurunkan pendengaran baik kwantitatif (peningkatan ambang
pendengaran) maupun secara kwalitatif (penyempitan spectrum pendengaran),
berkaitan dengan factor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak
dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, music dan
sebagainya, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (JIS
Z 8106 (IEC60050-801) kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801 :
akustikal elektroakustik)”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat menganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan
ketulian.
Cahaya bisa dikatakan
sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik
pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar
intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui
sebeapa besar intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatualat ukur cahaya yang
dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Pada
laboratorium fisika luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan
penelitian ( research ) bidang ilmu yang memerlukan informasi intensitas
cahaya yang lebih akurat. Luxmeter yang ada saat ini masih terbatas
kemampuannya karena belum dilengkapi dengan memori penyimpanan data yang dapat
disimpan setiap saat. Memori ini sangat bermanfaat pada saat luxmeter digunakan
untuk
penelitian dengan dengan jumlah data
yang banyak dan waktu yang lama serta data yang akurat.
B. Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Untuk
mengenalkan alat instrumentasi pengukur kebisingan dan intensitas cahaya yaitu Sound Level Meter dan Lux Meter.
2.
Tujuan
Khusus
Untuk mengetahui
pengertian, cara penggunaan dan terampil menggunakan instrumentasi pengukur
kebisingan dan pengukur intensitas cahaya.
C. Manfaat
Manfaat
yang dapat dirasakan adalah memahami dengan baik dan benar penggunaan
instrumentasi Sound Level Meter dan
Lux Meter dan mencapai standar kompetensi yang diperlukan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Sound
Level Meter
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat
pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal,
biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Secara kasar gradasi gangguan pendengaran karena bising itu
sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter percakapan sehari-hari yaitu
normal berarti tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m), sedang
berarti kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai dari jarak > 1,5 m,
menengah berarti kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >
1,5 m, berat berarti kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada jarak >
1,5 m, sangat berat berarti kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada
jarak < 1,5 m, dan tuli total berarti kehilangan kemampuan pendengaran dalam
berkomunikasi.
A.
Lux
Meter
Cahaya tampak adalah merupakan
energi yang berbentuk gelombang elektromegnetik yang panjang gelombangnya 400
nano meter -800 nano meter. Cahaya yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-sehari, bak oleh manusia, hewan ataupun tumbuhan. Salah satu sifat
cahaya yaitu bergerak lurus ke semua arah. Hal ini terbukti ketika sebuah lampu
yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruangan gelap. Apabila cahaya
terhalang, maka terjadi bayangan yang disebabkan cahaya bergerak lurus dan
tidak dapat berbelok. Dalam kehidupan sehari-hari cahaya dapat dimanfaatkan
bagi kehidupan manusia, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Terlebih lagi ketika berada didalam ruangan, peran cahaya sangat berpengaruh
pada penglihatan manusia.
Kuat maupun lemahnya intensitascahaya berpengaruh pada akomodasi mata yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan, kesemua itu berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel 1996: 156-158)
Kuat maupun lemahnya intensitascahaya berpengaruh pada akomodasi mata yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan, kesemua itu berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel 1996: 156-158)
Luxmeter merupakan instrumen yang digunakan
untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah
tertentu. Hasil pengukuran disaji-kan dalam format digital. Komponen alat
meliputi rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel.Sensor diletakan
pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya menyinari sel foto
sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak
cahaya yang diserap oleh sel maka arus yang dihasilkannyapun semakin besar. Sensor
yang digunakan adalah photo diode. Sensor ini termasuk jenis
sensor cahaya atau optic yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber
cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah
tertentu. Selanjutnya hasil pengukuran ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis
cahaya yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan
suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena
itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah
kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo
diode. Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid
crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital.
Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang
terputus-putus. LCD memiliki karakteristik yaitu menggunakan molekul asimetrik
dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan
listrik eksternal.
BAB
III
PELAKSANAAN
KEGIATAN
A.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada hari Jum’at
tanggal 14 Maret 2013 sampai dengan selesai yang dimulai pada pukul 09.00-14.00
WITA
B.
Jenis
kegiatan
Praktikum penggunaan instrumen pengukuran kebisingan
dan intensitas cahaya
C.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a.
Sound
Level Meter;
b.
Lux Meter.
2.
Bahan
a.
Alat tulis;
b.
Buku.
D.
Uraian
Kegiatan
a.
Mempraktekkan instrumen pengukuran
cahaya dan kebisingan;
b.
Mengetahui cara penggunaan instrumen;
c.
Mencatat hasil pengukuran.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
a. Sound Level Meter
1.
Mengecek Baterai: Menggeser switch power di sisi kiri alat dari
posisi OFF ke posisi ON, kemudian memperhatikan skala baterai pada sudut kiri bawah layar;
2.
Mengkalibrasi tombol Cal hingga muncul angka 94 dB
3.
Mengatur Respon: Slow untuk
dilingkungan industri
4.
Mengatur Jaringan A;
5.
Level
Range:
untuk industri adalah 40-100 dB
6.
Mode
Waktu:
5 menit;
7.
Mode
Pengukuran: Laeq;
b. Lux Meter
1.
Pengukuran General Lighting
a.
Ruangan
dibagi menjadi grid (kotak) berukuran 90 ´ 90 cm kemudian diberi tanda (x) di setiap perpotongan
grid
b.
Mengukur intensitas cahaya tepat di atas tanda (x) pada
ketinggian ± 1,2 meter. Posisi badan berada satu jangkauan dari
titik ukur dan tidak menghalangi sumber cahaya.
c.
Catat
intensitas cahaya pada seluruh titik ukur kemudian hitung rata-ratanya.
2.
Pengukuran Local Lighting
a.
Bidang
kerja dibagi menjadi dua atau tiga zona kemudian pada masing-masing zona diukur
intensitas cahayanya.
b.
Intensitas
pencahayaan lokal diperoleh dari rata-rata hasil pengukuran di beberapa zona.
3.
Pengukuran Reflectan
a.
Mengukur daya pantul: Menghidupkan alat kemudian meletakkan photocell tepat di atas bidang atau
objek yang diukur. Catat intensitas cahaya yang datang (CD);
b.
Mengarahkan photocell merapat pada bidang yang
diukur hingga intensitas cahaya = 0 lux;
c.
Menarik perlahan photocell, perhatikan intensitas
cahaya yang terukur hingga nilainya konstan atau maksimal. Catat intensitas
yang terbaca (CP).
B.
Pembahasan
a.
Prosesedur penggunaan Sound Level Meter
1.
Memastikan posisi alat ± 1,2 m dari lantai/tanah, tidak
terhalang bangunan, pohon, papan reklame dan sejenisnya, ada jarak dari barrier
(≥ 3 meter), dan tidak dalam kondisi hujan;
2.
Sound
Level Meter dapat
dipegang atau dipasang pada trifoot dan mikrofon mengarah kepada sumber
bising;
3.
Sebelum
menekan tombol “start” pastikan alat telah disetting dengan benar sesuai bising
yang akan diukur seperti pada berikut:
a.
Mengecek Baterai: Menggeser switch power di sisi kiri alat dari
posisi OFF ke posisi ON, kemudian memperhatikan skala baterai pada sudut kiri bawah layar;
b.
Mengkalibrasi: Menekan tombol “Cal” sekali, kemudian layar menampilkan
angka 94,0 dBA sesuai nilai yang tertera di atasnya. Jika angka yang tampil
kurang atau lebih, atur dengan memutar “adjust
cal.” pada sisi kiri alat;
c.
Mengatur Respon: Menekan tombol “slow/fast”
untuk menentukan respon alat. Untuk pengukuran bising lingkungan gunakan mode
“fast”.
d.
Mengatur Jaringan: Tekan tombol “A/C/P”
berulang-ulang, pilih mode “A” untuk Indonesia, karena baku mutu yang
digunakan adalah dBA.
e.
Level
Range:
Menyeesuaikan level
range dengan tingkat kebisingan yang ada di lapangan dengan menekan tombol panah
atas atau bawah pada “level range” misalnya 40 s.d. 100 dBA.
f.
Mode
Waktu:
Menekan tombol “M. Time” beberapa kali sampai muncul
angka yang sesuai dengan set waktu pengukuran. Biasanya digunakan 10 menit.
g.
Mode
Pengukuran: Menekan tombol “Mode” beberapa kali
sampai muncul pada layar “LAeq”
h.
Memulai
Pengukuran: Pasang
alat pada trifoot, kemudian tekan tombol “Start”.
Data akan terekam dan berhenti dengan sendirinya pada set waktu yang
ditentukan.
4.
Melakukan pengukuran selama 5 menit untuk bising tetap
dan 10 menit untuk bising fluktuatif;
5.
Sound
Level Meter akan
berhenti secara otomatis sesuai waktu yang telah ditentukan, data tersimpan di
dalam memori alat dan bisa dipanggil sewaktu-waktu meskipun alat telah
dimatikan;
b.
Prosedur Penggunaa Lux Meter
a)
Memposisikan range pengukuran pada skala
tertinggi dengan cara menggeser switch range ke bagian paling kanan
(x100);
b)
Menghidupkan lux meter dengan menggeser
tombol ”off/on” kearah On;
c)
Mengecek daya baterai dengan memastikan
tidak ada tulisan “lobat” pada layar;
d) Mengarahkan
sensor cahaya di daerah yang akan diukur iluminasinya. Untuk penerangan umum,
posisikan sensor sejauh jangkauan lengan menghadap sumber cahaya;
e)
Membaca hasil pengukuran pada layar
panel;
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk mengetahui berbagai macam
instrumen pengukuran kebisingan lingkungan maupun industri serta pengukuran
intensitas cahaya, berbagai penggunaan dalam instrumentasi fisika lingkungan
serta manfaat yang diambil.
B.
Saran
Sebaiknya bahan instrumentasi
semoga dilengkapi kekurangannya agar para mahasiswa tidak harus mengantri untuk
praktek secara individu.
DAFTAR
PUSTAKA
Http://inventors.about.com/od/astartinventions/a/Anemometer.htm diakses 23
Maret 2013
Http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081017031238AAfkn08 diakses 23
Maret 2013
Http://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/materi-ejuruan/pertanian/mekanisasi-pertanian/pengantar_klimatologi_pertanian.pdfshafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc diakses 23
Maret 2013
Http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/9325/1/G06dpa_abstract.pdf
diakses 23 Maret 2013
http://www.alatuji.com/kategori/262/sound-level-meter diakses 23
Maret 2013
Buchari.
2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program.
Jakarta
NB: Boleh Copas asal dicantumkan sumbernya^^