Saturday, 1 June 2013

LAPORAN SLM DAN LUX METER


Lux meter dan Sound level meter (SLM)


BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif (penyempitan spectrum pendengaran), berkaitan dengan factor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, music dan sebagainya, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (JIS Z 8106 (IEC60050-801) kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801 : akustikal elektroakustik)”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatualat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Pada laboratorium fisika luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan penelitian ( research ) bidang ilmu yang memerlukan informasi intensitas cahaya yang lebih akurat. Luxmeter yang ada saat ini masih terbatas kemampuannya karena belum dilengkapi dengan memori penyimpanan data yang dapat disimpan setiap saat. Memori ini sangat bermanfaat pada saat luxmeter digunakan untuk
penelitian dengan dengan jumlah data yang banyak dan waktu yang lama serta data yang akurat.


B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengenalkan alat instrumentasi pengukur kebisingan dan intensitas cahaya yaitu Sound Level Meter dan Lux Meter.
2.      Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian, cara penggunaan dan terampil menggunakan instrumentasi pengukur kebisingan dan pengukur intensitas cahaya.


C.    Manfaat
Manfaat yang dapat dirasakan adalah memahami dengan baik dan benar penggunaan instrumentasi Sound Level Meter dan Lux Meter dan mencapai standar kompetensi yang diperlukan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

   A.    Sound Level Meter
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Secara kasar gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter percakapan sehari-hari yaitu normal berarti tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m), sedang berarti kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai dari jarak > 1,5 m, menengah berarti kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak > 1,5 m, berat berarti kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada jarak > 1,5 m, sangat berat berarti kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada jarak < 1,5 m, dan tuli total berarti kehilangan kemampuan pendengaran dalam berkomunikasi.
   A.    Lux Meter
Cahaya tampak adalah merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromegnetik yang panjang gelombangnya 400 nano meter -800 nano meter. Cahaya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-sehari, bak oleh manusia, hewan ataupun tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak lurus ke semua arah. Hal ini terbukti ketika sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruangan gelap. Apabila cahaya terhalang, maka terjadi bayangan yang disebabkan cahaya bergerak lurus dan tidak dapat berbelok. Dalam kehidupan sehari-hari cahaya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Terlebih lagi ketika berada didalam ruangan, peran cahaya sangat berpengaruh pada penglihatan manusia. 
Kuat maupun lemahnya intensitascahaya berpengaruh pada akomodasi mata yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan, kesemua itu berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel 1996: 156-158)
Luxmeter merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Hasil pengukuran disaji-kan dalam format digital. Komponen alat meliputi rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel.Sensor diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel maka arus yang dihasilkannyapun semakin besar. Sensor yang digunakan adalah photo diode. Sensor ini termasuk jenis sensor cahaya atau optic yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Selanjutnya hasil pengukuran ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor.  Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode. Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD memiliki karakteristik yaitu menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

   A.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada hari Jum’at tanggal 14 Maret 2013 sampai dengan selesai yang dimulai pada pukul 09.00-14.00 WITA

   B.     Jenis kegiatan
Praktikum penggunaan instrumen pengukuran kebisingan dan intensitas cahaya

   C.    Alat dan Bahan
1.         Alat
a.    Sound Level Meter;
b.    Lux Meter.
2.         Bahan
a.    Alat tulis;
b.    Buku.



   D.    Uraian Kegiatan
a.     Mempraktekkan instrumen pengukuran cahaya dan kebisingan;
b.    Mengetahui cara penggunaan instrumen;
c.     Mencatat hasil pengukuran.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

   A.    Hasil
a.    Sound Level Meter
1.         Mengecek Baterai: Menggeser switch power di sisi kiri alat dari posisi OFF ke posisi ON, kemudian memperhatikan skala baterai pada sudut kiri bawah layar;
2.         Mengkalibrasi tombol Cal hingga muncul angka 94 dB
3.          Mengatur Respon: Slow untuk dilingkungan industri
4.         Mengatur Jaringan A;
5.         Level Range: untuk industri adalah 40-100 dB
6.         Mode Waktu: 5 menit;
7.         Mode Pengukuran: Laeq;


b.   Lux Meter
1.         Pengukuran General Lighting
a.         Ruangan dibagi menjadi grid (kotak) berukuran 90 ´ 90 cm kemudian diberi tanda (x) di setiap perpotongan grid
b.        Mengukur intensitas cahaya tepat di atas tanda (x) pada ketinggian ± 1,2 meter. Posisi badan berada satu jangkauan dari titik ukur dan tidak menghalangi sumber cahaya.
c.         Catat intensitas cahaya pada seluruh titik ukur kemudian hitung rata-ratanya.
2.         Pengukuran Local Lighting
a.         Bidang kerja dibagi menjadi dua atau tiga zona kemudian pada masing-masing zona diukur intensitas cahayanya.
b.        Intensitas pencahayaan lokal diperoleh dari rata-rata hasil pengukuran di beberapa zona.
3.         Pengukuran Reflectan
a.         Mengukur daya pantul: Menghidupkan alat kemudian meletakkan photocell tepat di atas bidang atau objek yang diukur. Catat intensitas cahaya yang datang (CD);
b.        Mengarahkan photocell merapat pada bidang yang diukur hingga intensitas cahaya = 0 lux;
c.         Menarik perlahan photocell, perhatikan intensitas cahaya yang terukur hingga nilainya konstan atau maksimal. Catat intensitas yang terbaca (CP).


   B.     Pembahasan
a.         Prosesedur penggunaan Sound Level Meter
1.        Memastikan posisi alat ± 1,2 m dari lantai/tanah, tidak terhalang bangunan, pohon, papan reklame dan sejenisnya, ada jarak dari barrier (≥ 3 meter), dan tidak dalam kondisi hujan;
2.        Sound Level Meter dapat dipegang atau dipasang pada trifoot dan mikrofon mengarah kepada sumber bising;
3.        Sebelum menekan tombol “start” pastikan alat telah disetting dengan benar sesuai bising yang akan diukur seperti pada berikut:
a.         Mengecek Baterai: Menggeser switch power di sisi kiri alat dari posisi OFF ke posisi ON, kemudian memperhatikan skala baterai pada sudut kiri bawah layar;
b.        Mengkalibrasi: Menekan tombol “Cal” sekali, kemudian layar menampilkan angka 94,0 dBA sesuai nilai yang tertera di atasnya. Jika angka yang tampil kurang atau lebih, atur dengan memutar “adjust cal.” pada sisi kiri alat;
c.          Mengatur Respon: Menekan tombol “slow/fast” untuk menentukan respon alat. Untuk pengukuran bising lingkungan gunakan mode “fast”.
d.        Mengatur Jaringan: Tekan tombol “A/C/P”  berulang-ulang, pilih mode “A” untuk Indonesia, karena baku mutu yang digunakan adalah dBA.
e.         Level Range: Menyeesuaikan level range dengan tingkat kebisingan yang ada di lapangan dengan menekan tombol panah atas atau bawah pada “level range” misalnya 40 s.d. 100 dBA.
f.         Mode Waktu: Menekan tombol “M. Time” beberapa kali sampai muncul angka yang sesuai dengan set waktu pengukuran. Biasanya digunakan 10 menit.
g.        Mode Pengukuran: Menekan tombol “Mode” beberapa kali sampai muncul pada layar “LAeq”
h.        Memulai Pengukuran: Pasang alat pada trifoot, kemudian tekan tombol “Start”. Data akan terekam dan berhenti dengan sendirinya pada set waktu yang ditentukan.
4.        Melakukan pengukuran selama 5 menit untuk bising tetap dan 10 menit untuk bising fluktuatif;
5.        Sound Level Meter akan berhenti secara otomatis sesuai waktu yang telah ditentukan, data tersimpan di dalam memori alat dan bisa dipanggil sewaktu-waktu meskipun alat telah dimatikan;


b.         Prosedur Penggunaa Lux Meter
a)        Memposisikan range pengukuran pada skala tertinggi dengan cara menggeser switch range ke bagian paling kanan (x100);
b)        Menghidupkan lux meter dengan menggeser tombol ”off/on” kearah On;
c)        Mengecek daya baterai dengan memastikan tidak ada tulisan “lobat” pada layar;
d)       Mengarahkan sensor cahaya di daerah yang akan diukur iluminasinya. Untuk penerangan umum, posisikan sensor sejauh jangkauan lengan menghadap sumber cahaya;
e)        Membaca hasil pengukuran pada layar panel;




BAB V
PENUTUP

   A.    Kesimpulan
Untuk mengetahui berbagai macam instrumen pengukuran kebisingan lingkungan maupun industri serta pengukuran intensitas cahaya, berbagai penggunaan dalam instrumentasi fisika lingkungan serta manfaat yang diambil.

   B.     Saran
Sebaiknya bahan instrumentasi semoga dilengkapi kekurangannya agar para mahasiswa tidak harus mengantri untuk praktek secara individu.


 DAFTAR PUSTAKA



Http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/9325/1/G06dpa_abstract.pdf diakses 23 Maret 2013


Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. Jakarta  

NB: Boleh Copas asal dicantumkan sumbernya^^

No comments:

Post a Comment