Tuesday 30 October 2012

Angka Lempeng Total Sampel Makanan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makan adalah kebutuhan pokok manusia. Setiap hari kita harus makan supaya kita mempunyai energi untuk beraktivitas. Idelnya menurut teori, manusia perlu makan 3 kali sehari untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Bila sebelumnya makan berarti harus mengkonsumsi nasi, maka seiring dengan perubahan gaya hidup,  manusia tidak hanya mengkonsumsi nasi selama makan. Nasi sebagai sumber karbohidrat yang mensuplai prosentase terbesar untuk energi bisa digantikan dengan sumber karbohidrat yang lain. Seperti kentang, roti gandum, cereal, dll
Tapi karena kebiasaan memakan mie dapat menggantikan nasi sebagai pengganjal perut sementara. Mungkin hampir semua orang Indonesia pernah mengkonsumsi mie instan atau setidaknya mengetahui mie instan melalui iklan yang sering tayang dalam siaran iklan TV. Bahkan iklan salah satu merek mie instant di Indonesia sempat ditiru oleh salah satu kandidat Capres pada saat Pilpres tahun 2009 yang lalu.
Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mie  Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan miee dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan miee adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak miee tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan miee tersebut. Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, miee instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan ketiga). Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi miee instan dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Mie instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu yang berdiri pada bulan April 1968. Pada 1977 perusahaan ini merubah namanya menjadi PT Lima Satu Sankyu Indonesia yang lantas dirubah lagi menjadi PT Supermie Indonesia sesuai dengan merk dagang utamanya Supermiee.
Mie instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mie instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mie instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Indomie adalah merek mie instan yang paling terkenal di Indonesia - saking terkenalnya, orang Indonesia memanggil mie instan dengan sebutan "indomie" walaupun yang dikonsumsi tidak bermerek Indomiee. Merek mie instan lainnya yang terkenal antara lain adalah Supermie, Sarimie, Salam Mie, Mie ABC, Gaga Mie, dan Mie Sedaap. Produsen yang mendominasi produksi mie instan di Indonesia adalah Indofood Sukses Makmur yang memproduksi Indomie, Supermie dan Sarimie.
Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus.
Bahaya mie jika terdapat bakteri E. Colli yang tidak sesuai dengan standar Nasional yang ditetapkan. Standar Nasional Indonesia menetapkan Mie instan dengan ALT (30 C, 72 jam), batas maksimum 1  koloni/gram. Jika berlebih dapat dikatakan untuk tidak layak dikonsumsi karena dapat menyebabkan diare akut dan kematian karena dehidrasi, terutama rentan pada usia balita.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.




B.     Tujuan
1.      Agar dapat mengetahui tingkat kontaminasi makanan yang telah diolah dan siap untuk dikonsumsi atau disantap;
2.      Mengetahui populasi kuman atau jumlah bakteri dalam suatu bahan, misalnya air, makanan dan minuman;
3.       Bisa menghitung jumlah kuman yang ada dalam suatu bahan;
4.      Memenuhi tugas laporan Mikrobiologi Lingkungan

C.    Manfaat
Memberikan dorongan atau motivasi kepada pengusaha dan karyawan agar terus meningkatkan kesehatan pengolahan makanan dan menghindari hal-hal yang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi terhadap makanan yang dikelolanya.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hitung angka kuman
Hitung angka kuman bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri pada sampel. Prinsip dari pemeriksaan ini menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada Plate Count Agar. Hitung angka kuman dilakukan pengenceran bertingkat bertujuan agar koloni tiap plate dapat dihitung. Tahap akhir, jumlah koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan dicari rata-rata dari semua plate. Nilai yang didapat adalah Jumlah Angka Kuman dari Sampel yang di Periksa.

Escherichia coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utamabakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.
E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksivitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagaivektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.  E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar

Nutrient Agar
Agar nutrien adalah mikrobiologi media pertumbuhan yang umum digunakan untuk budidaya rutin non-pemilih bakteri. Hal ini berguna karena tetap solid bahkan pada suhu relatif tinggi. Juga, bakteri tumbuh di nutrient agar tumbuh di permukaan, dan jelas terlihat sebagai koloni kecil. Dalam kaldu nutrisi, bakteri tumbuh dalam cairan, dan dipandang sebagai zat pekat, bukan rumpun sejelas dibedakan. Agar nutrien biasanya mengandung:
  • 0,5% Peptone
  • 0,3% ekstrak daging sapi / ekstrak ragi
  • 1,5% agar
  • 0,5% NaCl
·         air suling
  • pH disesuaikan dengan netral (6,8) pada 25 ° C.
Metode MPN (Most Probable Number)
Untuk uji kualitas mikrobiologi dalam praktikum kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dangas dalamwaktu 48 jam pada suhu 35 C. (Hastowo, 1992).
            Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang mengguakan medium padat (agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi dengan timbulnya kekeruhan atau berbentuk gas dalam tabung durham. (Lay, 1992).

Media Lactose Brooth (LB)
Digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi latosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk metabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme coliform. Lactose broth dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton.; dan 0,5% laktosa. (Lay, 1992)

Colony counter
           Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

 Cawan Petri (Petri Dish)
          Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Cara perhitungan didasarkan pada anggapan bahwa sel-sel mikroorganisme yang terdapat dalam sampel atau bahan jika dicampur atau dibiakkan masing-masing akan membentuk koloni yang Nampak dan terpisah. Jadi yang terhitung adalah kuman yang hidup (viable) dan dapat tumbuh membentuk koloni dalam suasana yang disediakan. Populasi kuman yang ditentukan (dihitung) per-ml untuk bahan cair dan per-gram untuk bahan padat.



BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Hari tanggal               :
Senin, 22 Oktober 2012

B.     Tempat                       :
Lab Mikrobiologi Lingkungan Kesehatan Lingkungan

C.     Jam                             :
09.00-11.15 WITA

D.    Alat dan Bahan         :
NO
Alat
1.
Botol contoh/petridish;
2.
Kantong plastik steril;
3.
Sendok dan pisau steril;
4.
Lampu spiritus;
5.
Termos es/Box sampel;
6.
Kertas label dan alat tulis;
7.
Mortar dan Stepler;
8.
Tabung Reaksi;
9.
Neraca Ohaus;
10.
Pinset steril.


NO
Bahan
1.
Alkohol 70%;
2.
Aquadest steril 9 ml;
3.
Aquadest 90 ml;
4.
Nutrient Agar;
5.
Sampel Makanan;
6.
Kertas label dan alat tulis.




E.     Cara kerja:
1.      Pertama cuci tangan menggunakan alkohol 70%;
2.      Sampel makanan yaitu mie dihaluskan menggunakan mortar dan stepler;
3.      Setelah halus kemudian ditimbang menggunakan neraca ohaus sebanyak 10 gram;
4.      Masukkan ke dalam botol yang berisi aquadest 90 ml menggunakan pinset yang telah dibakar sebelumnya;
5.      Bibir botol dipanaskan terlebih dahulu;
6.      Kocok dengan membolak-balikkan botol minimal sebanyak 25 kali hingga tercampur merata;
7.      Lalu tutup botol yang sebelumnya dipanaskan lagi;
8.      Siapkan 6 botol reaksi yang berisi aquadest sebanyak 9 ml;
9.      Masing-masing beri label control,  dan ;
10.  Untuk control kita sisihkan saja, tujuannya mengetahui keaseptisan kita. Jumlah koloni bakteri pada control kurang dari sepuluh koloni;
11.  Buka kapas pada tabung rekasi lalu panaskan bibir tabung reaksi;
12.  Botol yang terdapat sampel makanan yang sudah diencerkan aquadest 90 ml lalu masukkan ke tabung reaksi  menggunakan pipet ukur diambil sebanyak 1 ml;
13.  Cara mencampurkan yaitu sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali;
14.  Tutup kembali dengan kapas;
15.  Lalu ambil sampel dari tabung reaksi  ke tabung reaksi ;
16.  Buka kapas pada tabung rekasi lalu panaskan bibir tabung reaksi;
17.  Masukkan sampel sebanyak 1 ml;
18.  sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali;
19.  Lalu ambil sampel dari tabung reaksi  ke tabung reaksi ;
20.  Buka kapas pada tabung rekasi lalu panaskan bibir tabung reaksi;
21.  Masukkan sampel sebanyak 1 ml;
22.  sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali;
23.  Tutup kembali dengan kapas;
24.  Buka kapas pada tabung rekasi lalu panaskan bibir tabung reaksi;
25.  Lalu ambil sampel dari tabung reaksi  ke tabung reaksi ;
26.  Masukkan sampel sebanyak 1 ml;
27.  sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali;
28.  panaskan lagi lalu tutup kembali dengan kapas;
29.  Lalu ambil sampel dari tabung reaksi  ke tabung reaksi ;
30.  Buka kapas pada tabung rekasi lalu panaskan bibir tabung reaksi;
31.  Masukkan sampel sebanyak 1 ml;
32.  sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali;
33.  persiapkan cawan petri steril sebanyak 6 buah;
34.  Masing-masing beri label control,  dan ;
35.  Panaskan bibir botol yang berisi nutrient agar dan pinggiran cawan petri;
36.  Masukkan masing-masing sampel reaksi  dan ; ke cawan petri yang telah diberi label  dan  sebanyak 1 ml;
37.  Lalu beri nutrient agar hingga menutupi permukaan cawan petri;
38.  Kocok perlahan-lahan;
39.  Masukkan ke inkubator dan atur suhu optimum agar bakteri berkembang biak dengan baik;
40.  Tunggu hingga dua hari lagi;
41.  Setelah dua hari, lalu ambil dari inkubator;
42.  Buka cawan petri lalu bagaian atas nutrient agar di bersihkan dengan kapas yang sudah dibasahi air;
43.  Baru dihitung secara manual dengan menggunakan spidol di titikin di bawah cawan petri.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Jumlah koloni bakteri pada cawan petri setelah di dalam inkubator selama dua hari sebagai berikut:
Control            : 4 koloni;
ü  Sampel    : 35 koloni;
ü  Sampel    : 89 koloni;
Sampel    : 11 koloni;
Sampel    : 4 koloni;
            Sampel   : 9 koloni.

Yang dihitung di dalam sampel hanya sampel terdapat coloni bakteri 30-300 coloni saja. Sisanya tidak dihitung.

Kita hitung ALT atau Angka Lempeng Total pada sampel keseluruhan:
Rumus:
              =
              =  =  = 4405 koloni/gram.                                                          



B.     Pembahasan
Persiapan sampel makanan
Pertama cuci tangan menggunakan alkohol 70% agar tidak terjadi kontaminasi saat pengerjaan lalu sampel makanan yaitu mie dihaluskan menggunakan mortar dan stepler supaya tercampur merata dengan aquadest kemudian setelah halus ditimbang menggunakan neraca ohaus sebanyak 10 gram dan masukkan ke dalam botol yang berisi aquadest 90 ml menggunakan pinset yang telah dibakar sebelumnya.
Masukkan ke dalam botol yang berisi aquadest 90 ml menggunakan pinset yang telah dibakar sebelumnya agar piset steril dari kuman lalu ibir botol dipanaskan terlebih dahulu agar steril kemudian kocok dengan membolak-balikkan botol minimal sebanyak 25 kali hingga tercampur merata lalu tutup botol yang sebelumnya dipanaskan lagi.

Persiapan sampel makanan:
Siapkan 6 botol reaksi yang berisi aquadest masing- masing sebanyak 9 ml lalu masing-masing beri label control,  dan  dan untuk control kita sisihkan saja, tujuannya mengetahui keaseptisan kita. Jumlah koloni bakteri pada control kurang dari sepuluh koloni.
Botol yang terdapat sampel makanan yang sudah diencerkan aquadest 90 ml lalu masukkan ke tabung reaksi  menggunakan pipet ukur diambil sebanyak 1 ml kemudian cara mencampurkan yaitu sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali Lalu ambil sampel dari tabung reaksi  ke tabung reaksi ;
Masukkan sampel sebanyak 1 ml kemudian sedot cairan aquadest menggunakan pipet ukur lalu keluarkan perlahan-lahan, lakukan sebanyak tiga kali, ulangi hingga tabung reaksi .
Periapan penanaman bakteri
Persiapkan cawan petri steril sebanyak 6 buah kemudian masing-masing beri label control,  dan  lalu panaskan bibir botol yang berisi nutrient agar dan pinggiran cawan petri dan masukkan masing-masing sampel reaksi  dan ; ke cawan petri yang telah diberi label  dan  sebanyak 1 ml lalu beri nutrient agar hingga menutupi permukaan cawan petri dan kocok perlahan-lahan. Masukkan ke inkubator dan atur suhu optimum agar bakteri berkembang biak dengan baik dan tunggu hingga dua hari lagi. Setelah dua hari, lalu ambil dari inkubator lalu buka cawan petri lalu bagaian atas nutrient agar di bersihkan dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air baru dihitung secara manual dengan menggunakan spidol di titikin di bawah cawan petri.



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan berdasarkan data hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa praktikum ini dilakukan untuk mengetahui jumlah Angka kuman  dengan metode Plate Count. Dalam pengenceran dan penuangan harus secara aseptis juga alat dan bahan yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu. Angka kuman pada praktikum bahan makanan pekat / gabin  yaitu 0,67 koloni/gr.

B.      Saran
1.      Dalam melakukan praktikum, harus secara aseptis dan steril baik itu alat, maupun bahannya;
2.       Dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi;
3.      Untuk menghitungnya harus teliti, jangan sampai terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA
1.      www.google.co.id

2.      www.wikipedia.com